Setelah mengajak Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull blusukan ke Pasar Tanah Abang, Jakarta, akhir 2015, Presiden Joko Widodo sebenarnya "dibalas" dengan tawaran blusukan ke pasar kota Sydney, City Market, pada kunjungan kenegaraannya pada hari kedua, Minggu (26/2) pagi.
Namun, karena cuaca dan pertimbangan keamanan, rencana city walk untuk menyebut blusukan yang akan ditemani PM Turnbull urung dilakukan. Demikian pula rencana PM Turnbull mengajak Presiden Jokowi berperahu dengan kapal layar yang pernah dinaiki Raja Inggris di Teluk Sydney.
Meski demikian, PM Turnbull tak habis akal untuk membalas kedekatan dan kehangatan tamunya serta niat baik tamunya untuk memperbaiki hubungan saat menyambutnya di Jakarta. Turnbull dan istrinya, Lucy, pun mengundang Presiden dan Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo ke rumah pribadinya sambil makan malam bersama. Makan malam diakhiri dengan berswafoto ria oleh Turnbull bersama dengan Lucy dan Iriana.
Tidak hanya itu. Tanpa dijadwalkan dan kebetulan cuaca Minggu pagi itu cerah, Turnbull mengajak Presiden jalan kaki santai di taman kota Sydney, Royal Botanic Garden. Tanpa pengamanan ketat, kedua pemimpin itu berjalan santai sambil berbincang-bincang menyusuri jalan setapak dan rerumputan berembun di taman yang berlatar belakang gedung Opera House Sydney yang terkenal.
Saat jalan santai ini, beberapa kali Presiden dan PM Turnbull bertemu warga kota Sydney yang juga berjalan-jalan santai. Mereka saling menyapa. "Nice to meet you, Mr President," ujar Isaac, seorang laki-laki yang berjalan kaki sambil menggendong bayinya yang berumur delapan minggu di dadanya, kepada Presiden, setelah ia diperkenalkan PM Turnbull. Sambil membelai bayi di gendongan yang tertidur pulas, Jokowi membalas dengan menyatakan rasa senangnya bertemu dengan Isaac yang menyayangi bayinya.
Pertemuan
Jalan santai dengan PM Turnbull ini menjadi bagian dari kegiatan Presiden yang cukup padat selama dua hari di Australia. Sejumlah pertemuan dihadiri Presiden selama di Australia, mulai dari bertemu pengusaha Australia, penyambutan kenegaraan, pertemuan bilateral, hingga bertemu Gubernur Jenderal Australia Sir Peter Cosgrove di rumah dinasnya di Admiralty House, Sydney.
Saat jalan santai dengan PM Turnbull tersebut, terdengar percakapan mulai dari soal tanaman hingga ekonomi dan digital kreatif sebagai kerja sama baru untuk meningkatkan investasi sambil mendekatkan relasi people-to-people.
Ekonomi dan digital kreatif menjadi isu tambahan di antara sejumlah isu yang sebelumnya sudah jadi bahan pembicaraan saat keberangkatan ke Australia. Isu itu di antaranya soal insiden pengajaran di lingkungan militer Australia dan perundingan perdagangan bilateral Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang sudah enam kali berlangsung, tetapi masih belum bisa diselesaikan.
Hubungan RI-Australia selama ini dikenal memang mengalami pasang surut. Sejumlah kasus membuat hubungan yang semula akrab dan hangat tiba-tiba dingin dan menjauh, kemudian hangat dan dekat lagi. Misalnya, saat muncul isu penyadapan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perdagangan dan penyelundupan manusia, serta eksekusi mati warga negara Australia.
Selama ini, semua persoalan itu bisa diselesaikan pemimpin kedua negara dengan dasar saling membutuhkan dan menghormati sebagai negara bertetangga. Turnbull dan Jokowi tampaknya sudah hafal dengan perkembangan dan kondisi tersebut.