Mohon tunggu...
JTO
JTO Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berpengalaman mengelola perusahaan penerbitan media cetak dan televisi lokal. Sekarang penulis, pengajar dan pengelola rumah produksi. Memberi pelatihan jurnalistik untuk wartawan dan praktisi kehumasan. Memberi konsultasi bisnis media dan strategi komunikasi. Menulis buku Bisnis Gila (2004) dan Akal Sehat Dahlan Iskan (2014), Semua Orang Bisa Sukses (2015) dan Investasi Mulia (2016) email: intartosaja@gmail.com. Blog: www.catatanmuriddahlan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kopi Cherry

17 April 2016   04:41 Diperbarui: 17 April 2016   08:53 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Bang JT saat memproses kopi cherry di warungnya, Cirebon, Jawa Barat,"][/caption]

Jerry Chen yang tinggal di Cirebon, mendadak menghubungi saya melalui email. Pria paruh baya asal Taiwan yang sudah 20 tahun menetap di Cirebon, Jawa Barat itu, mengirimkan ucapan terima kasih karena saya pernah menulis pengalaman minum kopi di warungnya, dua tahun lalu.

Ya, pada 2014 yang lalu, saya secara tidak sengaja lewat di warungnya. Sebenarnya bukan untuk minum kopi. Tetapi makan sate kambing. Warungnya memang tertulis menjual sate kambing. Bukan menjual kopi. Warung Sate Bang JT. Kependekan dari Jerry Taiwan.

Saya tertarik makan sate kambing di Warung Bang JT karena cara memasaknya tidak lazim seperti warung sate pada umumnya. Bang JT memasak sate tidak dengan arang yang menyala-nyala, melainkan dengan pemanas dari LPG. Alatnya mirip tukang las. ''Sate kami tidak berasap, khas Taiwan'' kata Bang Jerry yang sudah 20 tahun tinggal di Cirebon itu.

Jerry sudah 20 tahun tinggal di Cirebon. Tentu bukan untuk membuka warung sate kambing. Dia sebenarnya seorang pengusaha mebel berbahan rotan untuk ekspor. Pabriknya yang berlokasi di Cirebon memiliki ribuan karyawan.

Karena semua keluarganya tinggal di Taiwan, Bang JT setiap Sabtu dan Minggu mengisi waktu dengan berjualan sate kambing. Itu pun kalau sedang malas main golf. ''Saya hanya iseng untuk mengisi waktu saja,'' kata Bang JT.

Dari iseng, ternyata keterusan. ''Habis bagaimana? Pelanggan saya ternyata makin banyak,'' terang Bang JT yang fasih berbahasa Indonesia dan Sunda itu.

Seusai makan sate, Bang JT menawari saya minum kopi luwak racikannya sendiri. Kopi luwak jenis Arabica yang dia datangkan dari Gayo, Aceh itu disajikan dengan ''drip'' alias penyaring kertas. ''Kopi ini saya ekspor ke Jepang. Di sini harganya kemahalan. Jadi di sini hanya saya sajikan untuk persahabatan saja,'' jelas Bang JT.

Pengalaman minum kopi unik racikan bang JT itu saya tulis di Kompasiana pada 2014 (baca http://www.kompasiana.com/kompasanda/kopi-luwak-terenak-di-dunia-diracik-dengan-jiwa_5529024df17e613b298b459d). Tapi, Bang JT baru membacanya pekan lalu!

Tak ada kata terlambat buat Bang JT. Maka, meluncurlah sebuah email ucapan terima kasih sambil memberitahukan bahwa Bang JT akan mengirimkan produk baru bernama ''Kopi Cherry'', terbuat dari buah kopi yang sudah matang tetapi tidak dimakan luwak. Kopi matang pohon. Bukan kopi yang masih hijau, walau sudah bisa dipanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun