Mohon tunggu...
Abdul Salam Atjo
Abdul Salam Atjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuluh Perikanan

Karyaku untuk Pelaku Utama Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Demi Anak Cucu, Jepang Ikut Lestarikan Udang Windu Pinrang

20 Januari 2015   16:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14217206861187873974

Konsumen udang di Jepang lebih suka mengkonsumsi udang windu yang diimpor dari Pinrang dibanding dari daerah lain di Indonesia. Alasannya singkat, Udang windu Pinrang dibudidayakan secara tradisional dengan menggunakan pakan alami lokal Phronima Suppa. Itulah sebabnya investor Jepang melalui PMA PT. Alter Trade Indonesia (Atina) berkeinginan untuk mengembangkan Phronima Suppa sebagai pakan udang ramah lingkungan, agar anak cucu mereka kelak tetap menikmati udang windu Pinrang. Karena menurut Hendra, staf Atina Sidoarjo bahwa kabupaten Pinrang satu-satunya daerah di Sulsel yang memproduksi udang windu ramah lingkungan.

Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perikanan kabupaten Pinrang. Rasa udang windu yang manis dan berukuran besar membuat komoditas ini disukai oleh pasar Internasional khususnya pasar Jepang. Sepanjang tahun 2014 PT Atina mengekspor 350 ton udang windu Pinrang ke Jepang melalui pelabuhan Surabaya.

Udang windu menjadi primadona bagi orang Jepang karena‘black tiger‘ ini penampilannya menarik setelah digoreng merah dan besar merekah. Ada kepercayaan sebagian besar masyarakat di Jepang bahwa tidak sah suatu hajatan tanpa hidangan berbahan baku udang windu. Sedangkan udang windu yang disajikan tidak sembangan harus udang windu yang bebas dari residu bahan kimia dan bakteri ecoli.

Saat ini Atina sedang melakukan evaluasi dan penjajakan terhadap peluang pengembangan udang windu di kabupaten Pinrang. Menurut Hendra, kabupaten Pinrang paling potensial dalam budidaya udang windu di Sulawesi selatan. Selain dukungan pemerintah daerahnya yang konsisten terhadap pengembangan udang windu juga karena adanya pakan alami phronima yang dikembangkan petambak di kecamatan Suppa. “Semoga pemda Pinrang memberi dukungan kepada petambak agar tidak beralih ke komoditi udang yang lain, tetap saja kembabgkan udang windu,” harap Hendra.

Phronima Suppa salah satu jenis hewan crustacea yang hidup di kawasan pertambakan udang di desa Wiringtasi, Suppa kabupaten Pinrang. Hewan renik yang bentuk fisiknya menyerupai artemia salina itu berasal dari genus Phronima sp. Udang windu dan udang budidaya lainnya yang memakan makanan alami itu cenderung lebih cepat besar dan sehat. Sebab di dalam tubuh pakan alamilokal itu kaya akan nutrien dan berperan penting dalam pembentukan sistem immunitas udang windu.

Peneliti phronima Suppa Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Hattah Fattah, MS mengatakan, kegiatan Iptek bagi Wilayah (IbW) 2014 sukses panen udang windu dan udang vannamei di petak percontohan (Demfarm) di desa Wiringtasi kecamatan Suppa. Kegiatan IbW tersebut menggandeng Direktorat Pendidikan tinggi (Dikti) Kemnetrian Pendidikan, Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) Kemenetrian Kelautan dan Perikanan, WWFdan pihak lain.

Tambak Demfarm udang windu yang dipelihara selama 55 hari dengan padat tebar 20.000 ekor/hektare menghasilkan udang windu 280 kilogram, ukuran size 40 ekor/kg dengan harga jual Rp.110.000/kg. Sedangkan udang vanammei yang dibudidaya menggunakan pakan phronima hasil panen sekitar 120 kg dengan ukuran size 95 ekor/kg.Budidaya udang menggunakan pakan phronima suppa dilakukan system modular (berpindah) dari darisatu petakan ke petakan lain. Selama masa pemeliharaan dilakukan 2-3 kali pindah petakan hingga panen.

Idris, salah seorang pembudidaya udang windu di desa Wiringtasi, Suppa mengatakan, budidaya udang system modular memiliki banyak keuntungan. Keuntungan itu antara lain hemat waktu dan biaya pemeliharaan karena masa panennya singkat yaitu sekitar 55-60 hari. Selain itu juga bisa terhindar dari serangan penyakit udang seperti bintik putih dan penyakit lumutan. “Budidaya udang system modular ini harus dipadukan dengan penggunaan pakan alami phronima sehingga udang yang dihasilkan padat dagingnya dan bebas residu bahan kimia sehingga ramah lingkungan,” jelas Idris kemarin.

Keberhasilan panen udang karena menggunakan pakan alami phronima. Pakan udang endemik Phronima mulai diadopsi oleh beberapa daerah di Indonesia seperti baru-baru ini Dinas Perikanan kabupaten Sukabumi Jawa barat sudah membawa contoh phronima Suppa untuk dikembangkan di kabupaten Sukabumi. Demikian juga di Jepang sudah mengakui phronima sebagai pakan udang yang berkualitas dan ramah lingkungan. “Saat ini kami sudah memperkenalkan phronima dan kualitas udang windu Pinrang melalui seminar di Jepang dan sedang menjejaki kerjasama dalam pengembangan phronima Suppa dan produksi udang windu Pinrang,” ungkap Hattah Fattah. Menurutnya, apa yang telah dicapai oleh Dinas Perikanan Pinrang dan peneliti Phronima saat ini menjadi tantangan dan tetap menjadi pioner pengembangan phronima Suppa dan menjadi kebanggaan kabupaten Pinrang di mata nasional dan internasional. Untuk itu kata dosen Ilmu Perikanan dan Kelautan UMI Makassar ini, diperlukan kerja keras untuk mendorong pembudidaya udang di Pinrang dalam pengembangan Phronima sebagai pakan udang yang berkualitas dan ramah lingkungan. “Jangan sampai daerah lain lebih maju mengembangkan phronima dibanding kita sehingga diperlukan dukungan semua pihak termasuk pemkab Pinrang,” kata Hattah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun