Mohon tunggu...
Abdul Salam Atjo
Abdul Salam Atjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuluh Perikanan

Karyaku untuk Pelaku Utama Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balai Karantina Ikan Cetak Pembudidaya Pemantau Hama Penyakit

28 Februari 2014   06:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:23 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1393519505343163705

Tugas Balai Besar Karantina Ikan ke depan akan semakin besar mengingat persoalan budidaya ikan dari tahun ke tahun semakin kompleks terutama penyakit udang yang hingga kini belum sepenuhnya dapat diatasi oleh pembudidaya dengan baik. Sementara petugas pemantau hama dan penyakit ikan dari institusi Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut cukup terbatas, sehingga ke depan tugas dari institusi tersebut akan dibantu oleh pembudidaya ikan.

Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Drs Widodo mengatakan akan mencetak kader pembudidaya ikan sebagai pemantau hama dan penyakit ikan untuk membantu tugas lembaga yang dipimpinnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Widodo di sekretariat kelompok pembudidaya ikan Samaturue desa Wiringtasi kecamatan Suppa Pinrang, Kamis (27/2).

Tugas dari pembudidaya pemantau hama dan penyakit ikan selain melakukan pengamatan terhadap gejala munculnya serangan hama dan penyakit juga akan melakukan pencatatan parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, pH, amoniak dan lainnya secara berkala. Hasil dari pengamatan itu akan dilaporkan kepada Balai Besar Karantina ikan. Menurut Widodo, data pengamatan kualitas air dan masalah budidaya yang dihadapi pembudidaya cukup penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Sebagai langkah awal Balai Besar Karantina Ikan Makassar telah melakukan pengambilan sampel hewan air berupa kepiting liar dan phronima di tambak milik kelompok Samaturue untuk diteliti, karena kedua jenis hewan air itu sebagai inang munculnya penyakit pada udang di tambak. Berdasarkan hasil uji PCR menggunakan primer kit di laboratorium Balai Besar Karanti Ikan Makassar terbukti bahwa kepiting liar dan phronima tambak yang ada di desa Wirintasi kecamatan Suppa negativ terinfeksi penyakit bintik putih atau WSSV. (Abdul Salam Atjo)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun