Ibu rumah tangga memiliki banyak waktu bekerja dibanding dengan suami. Dalam waktu 24 jam atau sehari semalam, ternyata ibu rumah tangga memiliki jam bekerja sekitar 15-18 jam. Pekerjaan mengurus rumah tangga sejak bangun tidur hingga tidur lagi sebagian besar merupakan pekerjaan yang tak terbayarkan.
Hal tersebut terungkap dalam pelatihan Gender Transformative and Responsible Agribusiness Investments in South East Asia (Graisea) yang bertemakan pemberdayaan ekonomi perempuan. Pelatihan diselenggarakan oleh Oxfam Indonesia didukung Kementerian Sosial RI, Pemkab Pinrang, Atina, Sida, Koin berlangsung selama sepekan diikuti oleh sekitar  30 orang peserta calon fasilitator dengan narasumber dari Oxfam masing-masing Jo Villanueva, Oskar Haq dan Abdul Syukur Sialana.  Â
Menurut Abdul, rumah tangga petani tambak menjadi sasaran utama kegiatan agar dapat tumbuh dan meningkat produsinya. "Keterlibatan perempuan dalam usaha suaminya bukan berarti ikut turun langsung di tambak akan tetapi paling tidak dapat memberi motivasi suami dalam bekerja," kata Abdul, kemarin di Pinrang.
Lebih jauh Abdul menjelaskan, kegiatan Graisea di Indonesia untuk memperkuat  partisifasi perempuan dalam mendukung usahatani keluarga termasuk dalam pengambilan keputusan dalam meningkatkan ekonomi rumah tangga. Kegiatan Graisea di Lanrisang akan berlangsung selama lebih kurang tiga  tahun dengan sasaran sekitar 600 rumah tangga petani tambak.
Dikatakan Oskar, sudah banyak perusahaan melibatkan tenaga perempuan sebagai karyawannya. Ia mencontohkan PT Atina yang ada di Sidoarjo Jawa timur dan di Pinrang, Sulawesi selatan sebagian besar tenaga perempuan dipekerjakan sebagai karyawan. Keberadaan PT Atina dalam menembangkan bisnis eksportir udang tidak semata mengejar keuntungan akan tetapi yang lebih penting bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Â
Dalam pertemuan dipraktekkan cara menggali informasi dari partisipan tentang manajemen waktu dalam rumah tangga selama 24 jam.Lalu peserta juga diminta pendapat tentang siapa yang paling dipeduli dalam lingkungan rumah tangga dan lingkungan masyarakatnya. Selain itu peserta perempuan dan laki-laki secara berkelompok ditugaskan untuk menulis di selembar kertas tentang pria atau wanita yang baik bagi lawan jenisnya.
Berbeda dengan pria, selain merupakan kewajiban mencari nafkah. Pria ternyata banyak melakukan pekerjaan yang tidak bernilai seperti duduk di depan TV sambil ngopi dan merokok.Â