Mohon tunggu...
Abdul Salam Atjo
Abdul Salam Atjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuluh Perikanan

Karyaku untuk Pelaku Utama Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BBKIPM Perketat Pengawasan Penyakit VNN Ikan Kerapu

18 Desember 2014   19:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balai Besar Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BBKIPM) Makassar terus siaga untuk mewaspadai penyebaran Viral Nervous Necrosis ( VNN). Sebab jika penyakit ini menyerang maka bukan hanya pembudidaya dan nelayan yang dirugikan tetapi juga negara tujuan ekspor. Karena itu BBKIPM Makassar terus melakukan pemantauan di sentra-sentra budidaya, nelayan maupun di bandara sebagai pintu masuk dan keluar komoditi hasil perikanan tersebut.

Isu dan tantangan global terhadap ekspor komoditas perikanan saat ini adalah faktor kelestarian lingkungan dan keamanan pangan.Belakangan ini sejumlah negara mitra dagang memperketatstandar komoditas perikanan Indonesia.Standar tersebut diantaranya berkaitan dengan masalah biosekuriti dansertifikat kesehatan.

Salah satu negara mitra yang menetapkan persyaratan impor terhadap hewan aquatik adalah Vietnam.Negaratersebut juga menetapkan sejumlah persyaratan impor yang harus dipenuhi oleh otoritas kompoten maupun establishment negara pengekspor.Salah satu persyaratan adalah ikan kerapu yang akan diekspor harus dalam kondisi sehat dan bebas dari Viral Nervous Necrosis ( VNN).

ViralNervous Necrosis (VNN) telah menyebar di Jepang, Korea, China, Negara-Negara Asia Tenggara, Australia Utara, Austria, Iran, Isreal, Yunani, Perancis, Norwegia, Kanada dan Amerika. Penyakit ini sangat ganas sehingga cepat menyebar diberbagai belahan dunia,sehingga patogen ini sangat ditakuti oleh semua negara yang memiliki industri perikanan. Patogen ini dapat mengakibatkan kematian massal ikan-ikan yang dibudidayakan dalam waktu yang relative singkat. Sebagian besar ikan yang diserang oleh VNN adalah beberapa jenis di Asia yaitu antara lain ; Ikan Kerapu (grouper), Epinephelus spp di wilayah Asia Tenggara dan Jepang, Ikan Barramundi (Asia seabass), Ikan Kakap Lates calcarifer (Bloch) di Asia Tenggara dan India serta Australia.

Di Indonesia dilaporkan bahwa VNN (Viral Nervous Necrosis) telah menyerang sebagian besar budidaya ikan kerapu dengan tingkat kematian 100%.Gejala yang ditimbulkan adalahikan berputar-putar atau whirling, terjadi sleeping dead atau ikan berada di dasar seperti mati, hilang nafsu makan, sering menghentakkan kepala ke permukaan air secara sporadic, dan umumnya menyerang sistem organ syaraf mata dan otak yang dapat menyebabkan kelainan pada ikan yang diserang.

Usaha penangkapan ikan kerapu di Sulawesi Selatan sangatmenonjol dan bernilai ekonomis tinggi.Selain itu potensial untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya relatif cepat, mudah untuk dipelihara, mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan dapat dikembangkan di Keramba Jaring Apung (KJA).Komoditi Ikan kerapu khususnya kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu sunu merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai prospek yang cerah dan telah banyak dikembangkan sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di pasar lokal maupun internasional, dengan lalulintas domestikmaupun eksporyang sangat tinggi setiap tahunnya.

Dalam budidaya kerapu, penyakit yang pada umumnyamenyerang adalah Viral Nervous Necrosis (VNN).Penyakit ini merupakan jenis virus Nodaviridae yang dapat menyebabkan kematian massalhingga 100% dalam budidaya,dan umumnya menyerang ikan pada stadia larva dan juvenil.Koesharyani et al., (2001)menjelaskan bahwa kematian yang disebabkan infeksi VNN mencapai 100%pada stadia larva dan juvenil.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26/KEPMEN-KP/2013tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa, dan Sebarannya, daerah penyebaran VNN di Indonesia meliputi Bali,

Lampung, Jawa, Bima, Sumatera Utara, Batam dan Gorontalo, sedangkan daerahSulawesi selatan ditetapkan sebagai daerah yang bebas terinfeksi penyakit VNN, hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan VNN yang telah dilakukan secara periodikdan dijadikan sebagai data base untuk pengiriman ikan kerapu baik domestik maupun ekspor.

BBKIM Makassar secara periodik telahmelakukan pengujian VNN, diharapkan dapat memberikan gambaranstatus kesehatan ikan kerapu (Epinephelus sp) yang dilalulintaskan di BBKIPM Makassar,dan sebagai data base untukdistribusi atau lalulintas kerapu.

Berdasarkan hasil pengujianterhadap sampel ikan kerapu yang dilakukan secara periodik dengan metode PCR (Polimerase Chain reaction) yang menggunakan KIT IQ 2000TM diperoleh hasil seperti dalam tabulasi data yang dituangkan pada tabel -tabel dibawah ini :

Tabel1.Data Frekwensi lalulintaskerapu (Epinehelus sp)di BBKIPM Makassar.

No.

Media Pembawa

Frekwensi lalulintas (kali)

Tujuan Pengiriman

Ket.

Tahun

2010

2011

2012

2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun