Jakarta -- Sejumlah pemuda mengatasnamakan Forum Mahasiswa Sumatera Selatan (Formasa) mendatangi Kejaksaan Agung untuk meminta supervisi dalam program penanganan kasus korupsi Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) tahun 2019 senilai Rp 335 miliar di Kabupaten Banyuasin, seperti dikutip dari media online komeringonline.com ,Selasa (25/7/2023).
Mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Kejagung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (20/7/2023).
Dalam orasinya, koordinator aksi Raihan menyampaikan, pengusutan kasus dugaan korupsi tersebut harus mendapat atensi dari Kajagung karena kekhawatiran ada pengamanan perkara.
"Kejagung harus atensi dan memberikan perhatian penuh karena dalam penanganan kasus yang dilakukan oleh Kejati Sumsel diduga sarat dengan intervensi dan pengamanan perkara," kata Raihan depan Kejagung.
Raihan menduga bahwa Bupati Banyuasin ikut terlibat dalam kasus tersebut namun sampai saat ini belum ditersangkakan.
"Bupati Banyuasin Askolani belum tersangka, ada apa dengan pengusutan ini?" tanya Raihan.
Menurutnya, staf tersangkanya Bupati Banyuasin semestinya menjadi petunjuk kepada Kejati Sumsel untuk pelanggaran dugaan aliran duit ke Bupati Askolani.
"Tidak mungkin anggaran yang sangat besar itu hanya dikorupsi oleh staf Bupati, ada indikasi kuat juga dinikmati oleh Bupati Askolani," ujarnya.
Karena itu, Raihan meminta Kejagung perintahkan Kejati Sumsel untuk segera mentersangkakan Askolani.
"Kejagung jangan biarkan pengusutan kasus ini dicederai oleh opini pembohong tentang tuduhan pengamanan perkara sehingga Kejati Sumsel tidak bisa menterangkakan Askolani, Kejagung harus turun tangan dan perintahkan Kejati Sumsel untuk mengajukan tuntutan Askolani," jelasnya.
Raihan memastikan akan terus melakukan aksi unjuk rasa sehingga Askalani dijadikan tersangka.
"Kalau Askolani belum jadi tersangka, kami (Formasa) akan terus melakukan aksi," tegasnya. (vd)
