Mohon tunggu...
Ahmad Muzakky
Ahmad Muzakky Mohon Tunggu... -

sharing by writing

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Fakta Kopi

30 April 2012   16:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Berbicara tentang lembur, rasanya tak bisa dipisahkan dari yang namanya “kopi”. Kopi menejadi sahabat orang-orang yang dituntut untuk bekerja hingga larut malam yang membutuhkan konsentrasi tinggi, dan tanggap. Apabila ada rasa kantuk yang menyeruak, boleh jadi pekerjaan seseoarang tersebut akan terganggu. Sebut saja para pekerja jasa security, atau para penulis yang bekerja hingga tengah malam. Kopi tak hanya dinikmati oleh mereka yang bekerja pada malam hari. Kopi juga diseruput oleh orang-orang yang senang “ngobrol” di warung-warung kopi di pinggiran jalan, hingga cafe-cafe di sudut kota.

Kata orang-orang yang hidup di pesantren, kopi dan rokok menjadi sahabat mereka dalam berdiskusi di pojok-pojok warung. Maka, pada saat MUI mencetuskan fatwa larangan merokok, salah satu yang keberatan adalah para santri. Untung saja MUI tak mengeluarkan fatwa haram ngopi. Karena memang tak ada hal-hal buruk yang ditimbulkan karena mengkonsumsi kopi, berkebalikan bila seseorang menghisap rokok.

Perkembangan zaman juga mempengaruhi perkembangan jenis kopi. Mulai dari kopi konvensional, hingga kopi kemasan modern yang ditawarkan untuk anak-anak muda. Lantas kemudian kopi konvensional adalah kopi yang diminum oleh orang tua jaman dahulu karena hanya memadukan bubuk kopi dan gula atau bubuk kopi saja. Sekarang amat berbeda. Dulu, pantang sekali kopi disajikan dengan air dingin, atau air es. Jaman sekarang perpaduan kopi dan air dingain atau es kopi (iced coffee atau freeze blend coffee) banyak dijumpai dan tidak akan menyiksa perut si peminumnya. Tetapi fakta lain mengatakan bahwa kopi yang disajikan dingin akan meningkatkan gas di perut apa bila suhu kopi tersebut berada di bawah dua puluh derajat celsius. Maraknya jenis-jenis kopi tersebut tidak berarti membuat pamor kopi konvensional meredup. Masih banyak penikmat kopi yang masih menyeruput kopi-kopi rasa lawas tersebut.

Berbeda dengan rokok atau narkoba, ternyata kopi tidak menimbulkan kecanduan bagi para penikmatnya. Banyak orang mengatakan bahwa kopi bersifat adiktif. Pernyataan tersebut disangkal oleh WHO (World Health Organitation). Organisasi Kesehatan Dunia tersebut menyimpulkan bahwa kopi tidak bersifat adiktif. tak ada bukti bahwa kafein bisa menimbulkan ketagihan serius. Berarti meminum kopi aman dari kecanduan.

Apakah meminum kopi dapat membuat tulang keropos? Jawabannya adalah tidak. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komisi Penasehat Nasional Institute of Health AS. Komiai tersebut menyimpulkan bahwa kafein tidak akan mempengaruhi penyerapan kalsium dalam tubuh, asal tidak dikonsumsi secara berlebihan. Tiga cangkir kopi sehari masih masuk dalam kategori aman. Kopi juga tidak menyebabkan darah tinggi atau hipertensi. Dalam porsi normal, kafein tidak akan menyebabkan hipertensi kronis. Kafein juga tidak akan menyebabkan penyakit jantung. Mengkonsumsi kopi dan penyakit jantung koroner juga tidak berhubungan. Hal ini dikemukakan oleh National Research Council AS.

Mengkonsumsi kopi bukan berarti hanya akan memasukkan kafein saja, atau membuat tahan kantuk belaka. Kopi juga memiliki nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Berikut adalah kandungan satu cangkir kopi (237 gr): Kandungan yang pertama adalah air (235 gr); kemudian energi (2 kkal); zat besi (0,02 mg); magnesium (7 mg); fosfor (7 mg); kalium (116 mg); flouride (215 mg); dan kafein (95 mg). Kopi juga terbukti mengandung asam fenolat yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menghilangkan pengaruh negatif radikal bebas. Jadi, jangan khawatir untuk mengkonsumsi kopi, asal masih dalam batas wajar.

Disarikan dari Harian Kompas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun