Mohon tunggu...
Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Palembang

Wadah, ruang silaturrahim, sharing and connecting Kompasianer Palembang menyuarakan Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Event Komunitas] Fenomena Bucin: Romantis atau Kekerasan

26 November 2019   10:21 Diperbarui: 26 November 2019   10:26 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu mengenai kasus kekerasan merupakan isu yang sering terjadi baik terlaporkan di media atau dalam kehidupan sehari-hari. Laporan komisi nasional perempuan melaporkan  ada peningkatan sebanyak 16,5% laporan kasus kekerasan terhadap perempuan. Pada tahun 2017 kasus yang terlapor sebanyak 392.610 kasus, di tahun 2018 meningkat menjadi 406.178 kasus. Dari laporan yang teranalisis, kasus kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi pada hubungan rumah tangga disusul dengan kekerasan dalam pacaran.

Hal ini menunjukkan kasus kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi dalam hubungan interpersonal yang mengarah pada hubungan romantic seperti pernikahan dan relasi pacaran. Hubungan romantis merupakan relasi yang digambarkan adanya kedekatan, hasrat dan komitmen, yang disebut dengan cinta (Stenberg,2015). Fenomena yang aneh adalah bagaimana relasi dengan emosi positif dapat menjadi sebuah hubungan destruktif berakhir dengan kekekerasan.

Menurut Women's Crisis Center Rifka Annisa, ada empat jenis kekerasan dalam hubungan interpersonal yaitu: kekerasan sosial merupakan aktivitas membatasi pasangan dalam kehidupan sosial atau keseharian; kekerasan ekonomi, merupakan aktivitas mengeksploitasi atau memanfaatkan pasangan; kekerasan verbal/psikologis merupakan aktivitas yang meremehkan, mengintimidasi, menyudutkan atau menakuti pasangan; kekerasan fisik merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan menyakiti pasangan seperti menampar, memukul, menendang.

Kasus kekerasan dalam relasi hubungan romantic sering terjadi disebabkan adanya ketidakseimbangan dalam relasi hubungan, sehingga menciptakan hubungan tidak setara menjadi pemegang kekuasaan dan pihak yang tunduk. Seringkali korban kekerasan tidak menyadari sedang berada di dalam hubungan destruktif, banyak dari mereka bertahan karena cinta. Korban baru menyadari hubungannya tidak baik ketika terjadi banyak kerugian fisik atau material yang berdampak pada permasalahan sehari-hari.

Menyambut 16 Hari Anti Kekeranan terhadap Perempuan, Kompasianer Palembang bekerjasa amsa dengan Biro Psikologi Lentera Jiwa dan WCC Palembang untuk membuat sesi diskusi mengenai  fenomena kekerasan dalam hubungan romantic. Acara ini bertujuan untuk memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan sekaligus mengedukasikan masyarakat luas mengenai kekerasan dalam hubungan interpersonal.

Dalam acara Diskusi : "Fenomena Bucin : Romantis atau Kekerasan" 

Hari, tanggal         : Sabtu, 30 Nopember 2019

Waktu                       : 13.30-15.30 WIB

Tempat                    :Telkomsel smart office, Jalan Veteran Kuto Batu Palembang

Pemantik Diskusi: 

  • Yeni Roslaini Izi, S.H, Aktivis perempuan sekaligus direktur Women's Crisis Center Palembang, sebuah organisasi nirlaba bergerak pada perlindungan perempuan dan anak berbasis gender.
  • Diana Putri Arini, S.Psi.,M.A.,M.Psi.,Psikolog, seorang dosen psikologi sekaligus psikolog klinis. Memiliki latar belakang dan pengalaman bekerja di perlindungan perempuan dan balai rehabilitas sosial wanita.

Kegiatan ini terbuka untuk umum dan gratis, silakan hubungi Dini untuk pendaftaran di 0812 3257 8347.

Salam Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun