Mohon tunggu...
Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Palembang

Wadah, ruang silaturrahim, sharing and connecting Kompasianer Palembang menyuarakan Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Even September KOMPAL: Tenun, Batik dan Songket Palembang

21 September 2016   14:46 Diperbarui: 30 September 2016   23:46 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai gaes dan All Kompasianer yang keceh badai, ciamik cantik dan ganteng bedengkang. Hampir sebulan sejak penulisan even Agustus, KOMPAl datang lagi. Jika Even Agustus akan dibukukan dengan penambahan beberapa tulisan lagi oleh para anggota Kompal, maka even September kita nyantai nih. Even sederhana yaitu minggu nulis bareng tentang Tenun, Batik dan Songket Palembang. Chekidot ya..

Sebagaimana yang kita tau, Palembang itu gak melulu terkenal soal Pempek. Palembang punya beberapa andalan/maskot lain yang sesungguhnya adalah warisan budaya para leluhur sejak zaman Kerajaan Sriwijaya.

Jika gadis Palembang terkenal rata-rata cantik (kecuali saya?, siapakah saya?), maka kecantikannya akan semakin nyata ketika dipadukan dengan warisan etnik kain Palembang, Kami bangga punya tenun Palembang seperti kain blongsong, Kain Tajung, Kain Prada, Kain Jumputan, Kain Pelangi. Kami juga bangga dengan Batik Palembang yang banyak pengrajinnya dan tokonya ada di kawasan sekitar Pasar Kito (Pasar 16 Ilir Baru, samping Ramayana).  Tentu saja, bangga pula dengan Songket Palembang dengan sejarah serta corak dan motif yang memiliki makna tertentu. 

Songket Palembang, selain pempek,  mendapat Surat Hak Paten dari Kementerian Hukum dan HAM tanggal 1 Agustus 2016. Hak paten songket kini resmi dimiliki Palembang. Ada 71motif songket, 10 motif tenun tajung, 14 motif tenun blongsong, 4 motif tenun jumputan, dan batik Palembang. Maka marilah tebarkan kekayaaan warisan budaya ini dengan sering membelinya, sering memakainya, paling tidak sering menyebarkan infonya alias sering mempromosikannya.

Ayuk para anggota KOMPAl dan seluruh Kompasianer, mari nulis bareng tentang tenun. batik dan songket Palembang sejak tulisan admin diturunkan sampai dengan 30 September 2016. Syaratnya, ya mengikuti term & condition penulisan di Kompasiana. No SARA, no kekerasan dan rasis, dan lain-lain. Bisa tentang sejarahnya, bisa tentang promosi tokonya, bisa tentang jenis-jenis kainnya.

Bisa berbentuk arikel biasa, reportase, atau mau dibuat fiksi seperti kesukaan pak Dues, hehe. Jangan lupa tampilkan Logo KOMPAL, tag Kompal, dan melampirkan tulisan admin ini sebagai tulisan yang direspon. Hadiahnya... Doa tulus supaya sehat selalu, rezeki makin lancar, makin keceh jadi blogger dan Kompasianer, dan hidup yang barokah 😊

Salam Kain Palembang. Salam Pempek. Salam Kompak Selalu.  Salam KOMPAL. Salam Nusantara.

Aneka Kain Palembang: Dok.Elly Suryani
Aneka Kain Palembang: Dok.Elly Suryani
Aneka Batik/Jumputan Palembang: Dok.elly Suryani
Aneka Batik/Jumputan Palembang: Dok.elly Suryani
Aneka Dress Jumputan palembang; Sumber dok.OLX
Aneka Dress Jumputan palembang; Sumber dok.OLX
Sumber: Dok.Kompal
Sumber: Dok.Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun