Mohon tunggu...
Komnas Haji Indonesia
Komnas Haji Indonesia Mohon Tunggu... lainnya -

Komnas Haji Indonesia dibentuk untuk mendorong profesionalisme, akuntabilitas, tranparansi dalam penyelenggaraan haji dan umroh. Selain itu kami juga melakukan kegiatan advokasi terhadap hak-hak jamaah haji dan umroh. Bila ada pembaca kompasiana memiliki masalah/persoalan/keluhan terkait penyelenggaraan haji dan umroh silahkan email ke:komnashaji@yahoo.com atau sms ke 0812 89777 307 kami akan tindaklanjuti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Perjalanan Haji Sunan Gunung Jati

17 Februari 2014   01:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapayang tak kenal Sunan Gunung Jati? Dia adalah tokoh penting dalam sejarah islam nusantara. Selain itu dia merupakan satu wali tanah jawa atau yang dikenal sebagai Wali Songo yang paling berpengaruh, terutama di kawasan tanah pasundan.

Sunan Gunung jati lahir di Pasai, ketika itu Pasai jatuh ke tangan Portugis. Ayahnya berdarah Yaman dan ibunya adalah Bani Israil (Yahudi). Dia sempat belajar ke Mekah beberapa tahun, kemudian pulang lagi ke Pasai.

Tak lama kemudian dia hijrah ke Jawa dengan memperistrikan adik pangeran Trenggana Sultan Demak. Sunan Gunung jati kemduian pergi menaklukkan Banten dan membuat kerajaan islam Banten. Dengan dibantu bala bantuan dari Demak dia menaklukkan Sunda Kelapa. Dia akhirnya menetap dan wafat di Cirebon (1570).

Sunan Gunung Jati memiliki beberapa nama antara lain Syarif Hidayatullah, Falatehan, Taragil dan Said Muhammad Nurullah.

Sunan Gunung Jati berkesempatan naik haji dua kali. Pertama ia naik haji sendiri dan sehabis haji dia dibaiat menjadi penganut tarekat yaitu Syadzilyah, Syattariyah, Naqsyabandiyah. Kubrawiyah danKhalwatiyah.

Berdasarkan catatan Henri Chambert Loir dalam bukunya Naik Haji di Masa Silam yang mengutip teks Jawa berjudul Sejarah Banten Rante-Rante (KPG, 2013) langkah Sunan Gunung Jati naik haji tak bisa dilepaskan dari kisah mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang menyuruhnya naik haji. Ketika itu umurnya masih 15 tahun. Berdasarkan ’isyarat’ itu berangkatlah Sunan Gunung Jati ke tanah suci. Rupanya di tanah suci dia juga belajar tarekat.

Kali yang kedua, Sunan Gunung Jati pergi haji bersama puteranya bersama Hasanudin ketika dia berumur 20 tahun. Dia membawa hasanudin dalam sebuah selendang. Di tanah suci Hasanudin diajari tentang semua hal terkait soal islam khususnya tarekat. Di Madinah keduanya dibaiat tarekat Naqsyabandiyah. Kemudian keduanya pulang ke Jawa melalui jalur Minangkabau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun