Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Chuang Bali Bab 4: Khema Khanti Paramitha

7 Oktober 2023   20:05 Diperbarui: 7 Oktober 2023   20:10 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chuang bukanlah ahli bahasa, tapi ia tahu jika nama itu bermakna sesuatu. Ia tidak tahu apa itu, tetapi yang pasti bukan dari golongan penolak berhala. Pemilik nama itu pasti tidak masalah dengan sembahyang Toa Pe Kong.

"Eh. Bisa juga," ujar Chuang ketika sadar bahwa Khema masih berdiri di depannya. Sejenak ia heran, mengapa wajah gadis yang biasanya ia lihat jutek itu tidak lagi seperti itu? Apakah itu adalah tanda-tanda cinta?

"Chuang, usir penjual asuransi itu!"

**

KAMIS siang.

Seperti biasa, toko milik Rusli selalu ramai pengunjung. Tujuh orang pegawai toko masih belum cukup untuk melayani para pelanggan yang antri menunggu layanan. Rusli sampai harus mengajak Rinah, istrinya untuk berjibaku membungkus pesanan. Rusli tahu, itu karena imlek sebentar lagi akan tiba. Kertas angpao, hiasan dinding, lampion, baju cheongsam, hingga kue keranjang pasti laku keras.

Tapi, pagi itu tidak seperti biasa. Itu karena ada seorang pria yang datang memborong kertas angpao yang bukan bergambar shio. Ia mencari yang berlogo shuan-shi atau double happiness, yang hanya umum digunakan untuk pesta kawinan orang Tionghoa.

"Ini doang. Gak ada lagi?" tanyanya kepada Rusli.

"Iya, Koh. Soalnya sekarang stok angpao shio lebih banyak untuk keperluan imlek," jawab Rusli tanpa mengalihkan tatapannya sesaat pun kepada pria yang berbicara dengannya. Wajah si Engkoh benar-benar mencengangkan. Sangat mirip dengan Chuang.

"Eh. Kemarin Engkoh bilang namanya siapa lagi?"

"Aku Chuang," jawabnya acuh seraya melihat-lihat jejeran kertas angpao di depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun