Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berdansa dengan Kematian #3: Petavatthu (Teaser)

28 Mei 2023   10:45 Diperbarui: 28 Mei 2023   11:00 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menurut keluarganya, bukan kedua-duanya. Tidak ada tanda-tanda penculikan. Dan, hubungan si anak dengan orangtuanya juga baik-baik saja. Meskipun...." Maandy terdiam sejenak, ia tampak ragu mengutarakan kelanjutan kalimatnya.

"Apa, Maandy?" Lintang terus mengejar.

"Keluarga itu bukan keluarga biasa-biasa saja. Mereka adalah orang kaya lama yang low profile. Harta kekayaan mereka tidak akan habis tujuh turunan. Lalu setelah kejadian itu, dan mereka datang mencariku, aku baru tahu jika putri mereka yang hilang bukan orang normal." Untuk kedua kalinya, Maandy terlihat ragu lagi untuk berbicara. Tapi, kali ini Lintang tidak mengejarnya. Ia membiarkan sahabatnya itu mengambil jeda, hingga akhirnya melanjutkan ucapannya.

"Anak gadis berusia 19 tahun. Ia adalah praktisi ilmu gaib." Maandy kembali terlihat ragu untuk berbicara.

"Semacam medium? Gadis ta-tung?"

"Lha, kamu kok tahu?" Maandy terperangah.

"Aku hanya menduga saja." Lintang menjawab santai.

"Benar, ta-tung. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, mereka adalah orang-orang terpilih kaum surgawi. Memiliki jodoh karma dengan para dewa-dewi. Tubuh mereka adalah medium bagi para makhluk adikodrati. Sebagai alat penghubung alam dewa dengan umat manusia." Maandy berkata lancar. Kali ini tidak ada lagi keraguan, karena ia merasa jika lawan bicaranya sudah paham dengan istilah-istilah yang sedianya masih terasa asing.

"Menarik, Maandy. Aku cukup tahu dengan kisah para ta-tung. Dulu aku pernah berteman dengan seseorang yang diklaim sebagai ta-tung."

"Tidak seperti yang kamu pikirkan, Lintang." Maandy menyanggah pernyataan sahabatnya itu. Ia tahu defenisi ta-tung yang berada di dalam benak Lintang.

"Maksud kamu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun