"Maandy, gimana kabarmu?" Lintang buru-buru memeluk sahabat lamanya itu.
"Baik, Lintang. Gimana kabarmu?" Maandy membalas sapaan Lintang dengan senyum lebar, menampakkan deretan giginya yang putih bersih.
"Baik, Maandy. Wah, cantik sekali kamu sekarang. Tidak heran sih, sudah jadi pengusaha sukses ya." Kedua sahabat itu melepas rindu untuk sejenak. Saling bertegur sapa dalam kegembiraan. Mereka tidak peduli lagi kepada orang-orang di sekitar mereka yang tampak berlalu-lalang meninggalkan ruangan seminar.
Sudah lebih dari setahun kedua sahabat ini tidak pernah lagi bertemu. Setelah lolos dari maut, mengalahkan Zasil, sang pangeran kegelapan dalam peristiwa di Kawurungan, mereka terpisah dan melanjutkan kehidupannya masing-masing. Lintang larut dalam pekerjaannya sebagai psikolog, sambil sesekali terlibat dalam memecahkan kasus misteri bersama dua sahabatnya, Tomi dan Felix. Sementara sejak kematian bosnya, Ivan Ghazali, Maandy mengambil alih perusahaan dengan menduki pucuk pimpinan tertinggi di PT. Ghazali Nomor Satu, sebagai direktur utama perusahaan ekspor-impor ternama itu.
"Oke, sekarang coba jelaskan apa inti dari pertanyaanmu ke saya tadi. Siapa gadis yang kamu maksud? Dan, apakah dia ada hubungannya dengan Arundaya. Atau... Zasil mungkin?" Wajah Lintang berubah serius. Ia tahu jika nama terakhir yang ia sebutkan bukanlah sebuah nama yang nyaman untuk dibicarakan.
"Iya, tadi kamu sudah menjawab jika ada entiti di dunia ini yang bisa saja memiliki koneksi yang lebih erat dengan alam gaib. Semacam malaikat atau iblis yang menjelma menjadi manusia. Tapi, kasus ini agak berbeda sih." Maandy terdiam sejenak, menghela napasnya sambil berpikir.
"Aku butuh bantuan kamu, Lintang. Tapi, bukan hanya kamu saja. Aku ingin bertemu juga dengan Tomi, Felix, dan Olfa. Bisakah kamu mengatur pertemuannya? Lebih cepat lebih baik, sih."
"Serius sekali masalahmu, ya?" Lintang mengerutkan keningnya. Ia bisa membaca jika sahabat lamanya itu sedang tidak baik-baik saja.
"Sebenarnya, bukan aku. Tapi sahabatku. Lebih tepatnya, bisnis partner aku. Dia menghadapi kasus yang pelik. Salah satu anaknya hilang," jawab Maandy.
"Diculik? Atau kabur dari rumah?" Lintang bertanya lagi.