Pagi ini, aku baru saja bersepeda. Entah sudah berapa lama tidak melakukannya. Mungkin sejak zaman bahulea. Yang kata orang sudah puluhan tahun lamanya. Sepuluh meter adalah jarak yang kutempuh. Bolak-balik artinya 20 meter. Sudah itu ngos-ngosan. Bukan karena fisik yang sudah tidak mampu lagi, tetapi perasaan yang berkecamuk. Membangkitkan hormon adrenalin, sekaligus norepinefrin. Kata orang; pembangkit stres.
Kenapa demikian?
Sejujurnya aku terganggu dengan frasa bahwa kemampuan bersepeda tidak akan pernah lenyap. Sekali bisa tetap bisa. Mengingatkanku akan cerita kakek. Ia mengucapkan kalimat yang sama saat Indonesia Merdeka. Sebabnya ia merasa jika dirinyalah yang mendorong Soekarno memproklamirkan kemerdekaan. Meskipun itu hanya lewat kiriman pesan melalui semedi di gunung kawi. Konon katanya!
Lalu, apakah aku mampu bersepeda? Hm... Agak sedikit kaku sih. Tidak gampang. Ayunan terasa berat, tubuh berguncang, dan jantung berdegup kencang. Tapi, tidak jatuh. Jadi, benar apa kata orang. Sekali bisa bersepeda tetap bisa bersepeda. Merdeka!
Tapi, ini bukan tujuanku menulis artikel ini.
Aku hanya mau mengetes, apakah kemampuan menulisku masih seperti dulu? Apakah keinginanku masih membuncah seperti tahun-tahun lalu? Menelurkan tulisan di Kompasiana, sehari sekali. Apakah tulisan ini bisa kuselesaikan hingga tamat.? Sebabnya sudah ada 10 draft yang ngandong di laptopku. Yang hingga saat ini belum ada satu pun yang berhasil kutamatkan.
Dan, yang lebih penting lagi apakah kemampuan menulis sama dengan bersepeda? Sekali bisa pasti akan bisa. Entahlah.
Jika benar, maka tentunya harus sering dilatih. Agar tenaga dan pikiran tidak menjadi dower. Terlebih lagi semangat!
Jadi, abaikan saja tulisan ini. Anggap saja ini adalah perangsang bagiku untuk mulai aktif lagi di Kompasiana. Semoga besok ada tulisan baru yang lebih bernas. Bermanfaat dan dahsyat.
Jika tidak, maka mungkin aku masih lama beristirahat. Mengalami hal yang sama seperti bersepeda tadi pagi. Malu dilihat orang sekompleks. Ada acek-acek yang baru belajar naik sepeda. Ban kempes pun tidak disadari.