Menyambut setahun terbentuknya komunitas Mettasik, seharusnya ada perayaan yang dibuat. Bentuknya bisa apa saja yang penting bermanfaat untuk banyak orang.
Sebelumnya sudah ada dua even besar yang sudah kami laksanakan. Selain blog competition "Perubahan itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" yang disponsori oleh Maybank Finance, ada juga webinar dengan tema yang sama. Mengundang dua narasumber berkompeten, Bhante Uttamo dan Krishnamurti, sang Mindset Motivator.
Tantangan berikutnya adalah mencari narasumber yang juga tidak kalah dahsyat. Temanya adalah tentang ngeblog. Sesuai dengan lingkungan dimana Mettasik eksis saat ini. Dengan demikian narasumbernya pun harus merupakan seorang penulis. Â
Lalu, nama Dee Lestari pun muncul di benak.
Langkah selanjutnya adalah menghubungi beliau. Aman... Dee Lestari bersedia. Tanggal yang dipilih, bertepatan dengan setahun kehadiran akun Mettasik di Kompasiana, 21 November 2021.
Saya pun tidak ingin melewatkan kesempatan ini, mengajukan diri untuk menjadi moderator yang akan memandu acara. Mengapa? Iya, Acek Rudy sedang narsis. Itu saja sih. Eh...
Bagi saya, Dee Lestari adalah sosok yang menarik. Saya mengenalnya sebagai seorang biduan di zamanku. Tergabung dalam trio Rida, Sita, Dewi dan menghasilkan beberapa lagu yang saya gandrungi.
Dee Lestari juga dikenal sebagai singer songwriter. Pencipta lagu sekaligus penyanyi. Karyanya dinyanyikan oleh sederet nama besar. Sebutkanlah Firasat (Marcel Siahaan), Kali Kedua (Raisa), dan Perahu Kertas (Maudy Ayunda).
Lalu pada 2001, Supernova pun muncul. Ini adalah novel setebal 332 halaman. Penulisnya siapa lagi kalau bukan Dee Lestari. Karya tulis ini fenomenal. Dalam waktu 35 hari saja sudah terjual 12.000 eksemplar.