Menariknya lagi, tren busana ini tidak hanya menyebar ke seantero China, tetapi juga memberikan pengaruh kepada gaya berpakaian negeri sebelah. Kimono dari Jepang, Hanbok dari Korea, bahkan Ao Dai di Vietnam. Semuanya disebut mendapatkan ilham dari Hanfu ini.
Saat sekarang Hanfu sudah tidak lagi digunakan. Baik dalam keseharian maupun upacara-upacara resmi. Namun, kita masih bisa menemukannya dalam pertunjukan teaterikal. Khususnya yang bertemakan kehidupan China Kuno.
Pengaruh Dinasti Qing dan Etnis Manchuria
Selama ribuan tahun Hanfu terus bertahan dan menjadi identitas nasional etnis Han. Lalu pada abad ke-17 saat Dinasti Qing mulai berkuasa (1644), Hanfu pun dilarang. Alasannya, karena para penguasa Dinasti Qing berasal dari etnis Manchuria (etnis Qi).
Tidak main-main. Bagi rakyat yang masih berani menggunakan Hanfu, ganjarannya adalah hukuman mati. Sejak saat itu gaya fesyen di seantero China pun berubah drastis. Dari gaya Han menjadi gaya tradisional Manchu (gaya Qi).
Qipao dan Changshan
Baju tradisional suku Manchuria yang otentik untuk wanita bernama Qipao. Bentuknya longgar dan besar dan menutup rapat di seluruh bagian tubuh dari leher hingga tumit. Menariknya, tujuan dibuatnya busana ini agar orang-orang tidak bisa membedakan usia dari yang mengenakannya. Entah alasannya apa.
Sementara pada era yang sama, kaum lelaki diwajibkan menggunakan Changshan. Secara harafiah, Changshan sendiri berarti jubah panjang.
Shanghai Dress, Cheongsam, Samfoo
Seiring waktu berjalan, Qipao pun mengalami perubahan. Asal mulanya berawal dari Shanghai. Kota Pelabuhan dengan penduduk yang padat ini terdiri dari suku Wu etnis Han. Namun, ada juga etnis Wuyue dan Ningbo. Asimilasi budaya dari ketiga etnis inilah yang kemudian memberikan pengaruh budaya di Shanghai.
Qipao pun diubah sesuai selera orang-orang Shanghai. Sangat identik, sehingga namanya pun disebut sebagai Shanghai Dress. Yang membedakannya dengan Qipao adalah kerah yang lebih tinggi dan modelnya yang lebih pas di badan (body-fit).
Gaya berpakaian ini menjadi populer dengan cepatnya. Seiring dengan perkembangan kota Shanghai. Orang-orang barat menyukainya, sehingga seringkali dianggap sebagai pakaian adat orang Tionghoa secara keseluruhan.