Padahal masa lalu adalah saat dimana kita sudah pernah hidup dan masa depan adalah kondisi dimana kita belum tentu hidup. Ya, lima menit dari sekarang bisa saja kita sudah almarhum.
Takada yang tahu pasti.
Lebih lanjut menurut Bhante Uttamo, agar manusia benar-benar "hidup" seyogyanya dia dapat melakukan pengembangan kesadaran setiap saat. Artinya tidak melakukan perbandingan, melihat saat ini, setiap saat sadar.
Namun hidup berkesadaran bukan berarti kita harus mengabaikan masa lalu. Jadikanlah ia sebagai pelajaran masa lalu untuk menjadikan hidup ini lebih baik, tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Masa depan harus dipikirkan, tapi bukan untuk dikhwatirkan. Jika ada sesuatu yang terasa mengancam, saat sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk menyiasatinya.
Caranya adalah melihat segala sesuatu apa adanya, sesuai kenyataan, dan menghargai apapun yang dimiliki saat ini. Dengan demikian maka batin akan terasa lebih tenang. Batin yang tenang adalah kunci kesuksesan.
Dua kunci kesuksesan
Kebajikan bisa disebut sebagai katalisator kesuksesan. Tidak ada sulap, tidak ada sihir. Hanya mengacu kepada prinsip timbal balik, atau dalam Buddhisme disebut sebagai Hukum Karma.
Cobalah untuk tersenyum, Anda akan menerima senyuman juga. Anda suka orang lain tersenyum kepadamu? Maka tersenyumlah kepada mereka. Sesederhana itu.
Namun, senyum sana-sini tidak akan menjamin kesuksesanmu. Ada katalisator kedua yang bernama: Berusaha. Melakukan hal-hal baik untuk mencapai tujuan, meraih keinginan, mendapatkan kesuksesan harus dibarengi dengan kerja nyata.
Nah, selanjutnya bagaimana seseorang bisa menciptakan perubahan yang lebih baik? Bagaimana kebaikan yang kita lakukan bisa membawa manfaat yang maksimal dalam diri kita.
Tunggu jawabannya, ikutilah Webinar yang akan diselenggarakan oleh Kompasianer Mettasik: Perubahan itu Pasti, Kebajikan Harga Mati.