Banyak orang tahu, pencetus industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia adalah Tirto Utomo. Bersama perusahaannya PT. Golden Mississipi, Tirto meluncurkan produk AMDK bermerek Aqua.
Tiga tahun pertama bukan perkara mudah, namun dengan kegigihannya Tirto berhasil menciptakan sebuah gaya hidup baru. Hingga kini produk AMDK menjadi salah satu pasar yang menggiurkan di Indonesia.
Tapi, tahukah kamu jika Tirto bersama Aqua bukanlah yang pertama? Tepatnya 60 tahun sebelum ide tersebut tercetus, di Indonesia sudah ada pabrik AMDK yang terhitung canggih di zamannya.
Gedung tua itu terletak di jalan Agus Salim, kota Semarang. Ia berada di tengah hiruk pikuk perkotaan. Sulit terlihat jelas, apalagi di depannya banyak lapak penjual ikan hias.
Modelnya masih sama, peninggalan zaman kolonial masih utuh bertahan. Gedung tersebut tidak sepenuhnya kosong. Kini masih berfungsi. Penduduk di sekitar sana mengatakan jika ia menjadi gudang barang-barang bekas.
Sejatinya gedung tersebut sudah ada sejak 1901. Pernah menjadi pabrik margarin, pernah juga berfungsi sebagai pabrik minyak goreng. Tapi, tidak banyak yang tahu jika gedung tua tersebut adalah bekas pabrik AMDK pertama di Indonesia.
Satu-satunya penanda yang tersisa hanya tulisan asli dari masa lalu - "Faberik-Hygeia."
Pada tahun 1903, seorang jurnalis dari harian terkemuka Hindia Belanda, Soerabaijasch Handelsblad pernah memuat reportase tentang air minum dalam kemasan.
Si reporter begitu terkesan dengan Hygeia. Sesuatu yang sensasional di masanya. Tapi, ia semakin kagum setelah melihat secara langsung cara kerja dari pabrik tersebut.