Sebagai pengusaha, cuan adalah yang utama. Pernyataan ini tidak mengajak para pelaku usaha untuk bersikap serakah. Tapi, sadarilah bahwa tujuan berbisnis adalah menghasilkan keuntungan. Dan memang demikian adanya.
Bisnis adalah proses. Dari pembelian barang hingga penjualan. Di antaranya ada faktor biaya yang harus diperhitungkan. Pada akhirnya keberhasilan diukur dari berapa banyak saldo di bank yang bertambah.
Proses ini cukup kompleks, sehingga untuk menjadi pengusaha sukses, kejelian, ketelitian, kegigihan, dan insting (untuk megambil risiko) adalah empat hal yang harus menjadi satu. Kehilangan salah satunya akan berpotensi membuat bisnismu buntung.
Artikel kali ini akan mengajak pembaca untuk bereksplorasi pada seni membeli barang untuk dijual. Untuk itu maka "tersangkanya" hanya satu wujud saja, yakni Supplier.
Sebagai catatan, supplier adalah suatu entitas bisnis yang memasok barang dagangan kepada pelaku usaha. Dengan demikian, terlepas dari para pelaku industri kecil, distributor, grosir, atau pabrik besar, pemasok adalah supplier.
Kunci bagi pengusaha dalam membeli barang dagangan adalah mendapat harga yang semurah-murahnya. Tidak lupa juga fasilitas lain yang menguntungkan, seperti tempo pembayaran, layanan delivery, layanan purna jual, dan tentu saja staf yang komunikatif.
Namun, harga murah dan servis bukanlah jaminan.
Hubungan antara supplier dan pembeli laksana dua kekasih yang memadu kasih. Diperlukan komitmen untuk membuat hati melayang, namun terkadang juga ada pengkhianatan yang bikin hati hancur berkeping-keping.
Boleh dimaklumi, karena pada dasarnya supplier dan pembeli sama-sama pedagang. Atas nama cuan, si kabayan pun bisa ghosting.
Untuk itu, sebagai pembeli kita harus bersikap hati-hati terhadap "kebaikan hati" supplier. Terkadang apa yang ditawarkan bukanlah solusi terbaik dalam berbisnis.
Berikut adalah 7 "jebakan betmen" yang biasa ditawarkan oleh supplier kepada pembeli. Saya sebut dengan "jebakan betmen" karena apa yang terdengar tidak seindah aslinya.