Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Fakta Mengerikan Perdagangan Manusia di Balik Kedok Judi Online

28 Agustus 2022   06:12 Diperbarui: 28 Agustus 2022   06:22 6296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fakta Mengerikan Perdagangan Manusia di balik kedok Judi Online (gambar: coe.int)

Praktik Judi online marak di Indonesia. PPATK menenggarai bahwa aliran uang tersebar hingga ke beberapa negara Asia, tapi terbanyak di Filipina dan Kamboja.

Sejatinya pemerintah Filipina memang memberikan kebebasan bagi para bandar yang ingin berinvestasi di sana. Server judi online adalah hal yang legal di negara tersebut.

Namun, mereka juga paham jika judi online adalah bisnis yang menggiurkan. Oleh karenanya mereka tidak segan-segan memberlakukan pajak yang tinggi dan pengawasan yang ketat.

Sementara di Kamboja, aktivitas judi masih abu-abu. Pemerintah melegalkan dengan syarat terbatas. Judi berlaku untuk investor asing dan target pasarnya juga orang asing. Hal ini berlaku bagi casino dan juga judi online.

Judi menghasilkan devisa yang besar bagi negara. Jumlahnya sangat menggiurkan. Tidak heran jika banyak mata yang mengarah ke sana, terutama bagi pejabat yang korup.

Judi pun menjadi lahan "bagi-bagi." Legalisasi judi menjadi pendapatan resmi negara. Sementara penguasa-penguasa korup mendapat jatahnya melalui aktivitas yang tersembunyi. Pengawasan pun berkurang demi kekayaan pribadi.

Para investor pun terbagi dua. Yang bermodal besar masuk melalui pembagunan casino dan resort. Sementara mereka dengan modal terbatas, melihat kesempatan untuk mendapat untung melalui wilayah abu-abu yang ada di Kamboja.

Aktivitas judi bawah tanah tersebar hingga ke seluruh negeri. Mulai dari casino tinggi pencakar langit hingga ke rumah kecil di desa terpencil. Jika casino memanjakan pelanggan dengan surga duniawi, aktivitas ilegal tersembunyi itu justru menciptakan neraka di bumi.

Judi online bukan satu-satunya cara mereka meraup uang. Mereka juga terlibat dalam kegiatan kriminalitas lainnya, menawarkan investasi bodong, menjual barang palsu, prostitusi, hingga perdagangan manusia.

Baru-baru ini di sebuah tempat yang bernama distrik Daun Penh, aparat militer membebaskan seratusan warga negara asing yang terindikasi menjadi korban perdagangan manusia, termasuk di antaranya adalah Warga Negara Indonesia.

Para korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tidak digaji dan diperlakukan bak hewan ternak. Dieksplitoitasi bahkan ada yang disiksa hingga mati.

Pada 2021, KBRI Phnom Penh sudah berhasil memulangkan 119 WNI. Sementara hingga Juli 2022, tercatat 133 WNI untuk kasus serupa. Para WNI ini adalah korban perdagangan manusia.

Apa yang terjadi? Mari kita simah pengakuan Rendy (nama samaran) yang dikutip dari BBC.

Rendy pertama kali melihat lowongan kerja di Facebook. Tawarannya menjadi customer service di Kamboja dengan gaji yang lumayan tinggi, sekitar 17,8 juta per bulan.

Dengan bekal pengalaman sebagai TKI di beberapa negara timur tengah, Rendy lantas tertarik. Ia lantas menghubungi nomor yang tertera pada iklan.

Wawancara singkat pun terjadi. Tanpa banyak tanya, si oknum perusahaan meminta Rendy untuk segera terbang ke Kamboja. Menentukan waktu yang tepat untuk dibelikan tiket.

Awalnya Rendy curiga, wawancara tersebut terlalu mudah dan tidak ada kontrak kerja yang diberikan. Tapi si pewancara meyakinkan Rendy bahwa kontrak akan diberikan jika mereka sudah bertemu di Kamboja.

Rendy kemudian percaya, karena lowongan yang ia dapatkan itu tersebar melalui situs pencari kerja yang sudah kredibel.

Sesampainya di Kamboja, Rendy dijemput oleh seorang supir yang membawanya ke pedalaman Sihanoukville, sebuah kota pelabuhan di Kamboja.

Ia menelusuri jalan berliku dan kecil. Ketika Rendy bertanya, si supir berdalih jika kedatangan Rendy masih belum resmi hingga perusahaan mengurus dokumen resminya. Rendy pun kembali tenang.

Rendy baru tersadar bahwa ada yang tidak beres saat ia tiba di tempat kerjanya. Sebuah rumah yang jauh dari mana-mana. Tapi, pada saat itu Rendy masih mencoba berpikir positif.

Dugannya benar ketika ia mendapat tugas pertama. Rendy diminta untuk membuat akun medsos palsu dengan menggunakan wajah model yang disediakan perusahaan.

Awalnya Rendy sempat menolak dan mempertanyakan status resminya. Tapi perusahaan berdalih jika tidak ada yang legal di Kamboja. Rendy pun meminta mundur, tapi perusahaan memintanya untuk membayar denda. Alasannya karena mereka telah mengeluarkan uang membeli Rendy dengan nilai yang tidak murah.

Rendy sadar dan tahu jika ia diperdagangkan. Tapi, ia mencoba sabar dan melihat perkembangan.

Rendy memulai pekerjaannya. Tugasnya melebarkan sayap pertemanan melalui akun medsos FB, Twitter, Instagram, hingga aplikasi perjodohan Tinder. Sasarannya adalah wanita-wanita muda di Asia Tenggara. Vietnam, Filipina, dan Indonesia.

Calon korban harus diyakinkan jika Rendy adalah seseorang yang dapat dipercaya. Untuk itu, perusahaan tidak segan-segan memberikan modal. Mengirim bunga atau uang untuk meyakinkan.

Tujuan Rendy hanya dua, meyakinkan mereka yang butuh kerjaan untuk datang ke Kamboja atau menipu mereka yang tajir. Rendy harus bekerja 12 jam sehari, dan dalam sebulan ia harus memenuhi target yang diberikan perusahaan, sekitar 500 juta rupiah.

Di lain kesempatan, Rendy juga bekerja dalam sebuah tim kecil. Mencari mangsa melalui investasi bodong, menawarkan judi online, atau menjual barang melalui e-commerce palsu.

Selama bekerja di sana, Rendy tidak pernah digaji. Alasannya karena ia tidak pernah mencapai target.

Perusahaan punya cara tersendiri untuk memberikan semangat kepada para pegawai. Mereka dianiaya, dipukuli, diborgol, hingga disiksa. Jika sudah tidak berdaya, mereka akan membunuh korban dan menjual organ tubuhnya. Yang masih produktif, terutama wanita-wanita muda dipaksa untuk menjadi pelacur.

Rendy juga pernah disiksa, tapi ia menolak rinciannya karena masih trauma. Ia juga pernah dioper kepada tiga perusahaan karena targetnya tidak tercapai.

Hingga pada suatu hari, saat Rendy dipindahkan ke perusahaan lain, ia berhasil melarikan diri. Kabur menelesuri jalan kecil dan menggunakan kendaraan umum menuju KBRI di Phnom Penh. Rendy dipulangkan ke Indonesia pada 2 Agustus 2022.

Kasus penipuan tawaran kerja bodong ini marak terjadi di Indonesia. Menurut Anis Hidayah, ketua LSM Migrant Care, jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu di medsos.

Mereka memanfaatkan situasi pandemi, dimana banyak orang yang butuh kerja. Negara yang mereka sasar adalah yang memiliki tingkat pengangguran yang tinggi dan pengawasan pemerintah yang kurang -- termasuk Indonesia.

Yang lebih mencengangkan, sindikat penipuan ini bekerja dengan sangat profesional. Mereka memiliki sejumlah dokumen yang mendukung, memahami situasi global, dan berkomunikasi layaknya perusahaan kredibel.

Jenis pekerjaan yang mereka tawarkan biasanya berbalut hospitality. Sebagai customer service, atau di bidang jasa perhotelan.

Apa yang dilakukan pemerintah?

Sebenarnya upaya pemerintah sudah cukup serius. Kementerian Luar Negeri sudah menanggapi melalui kerja sama bilateral dengan pemerintah Kamboja. Kabareskrim pun sudah melakukan penyidikan hingga ke Kamboja.

Selain itu, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) juga sudah bekerja baik. Pada beberapa kesempatan mereka berhasil menggagalkan pengiriman korban yang akan berangkat ke Kamboja.

Tapi, itu belum cukup.

Menurut Anis Hidayah, masalah terbesar berada pada pengawasan pemerintah dan edukasi. Tim Siber dari Kominfo dan Polri sudah gencar menangkis serangan akun palsu, tapi mereka masih kalah cepat dari para penipu.

Di segala lini, pemerintah juga harus sigap memberikan edukasi. Bukan hanya di kota, tapi hingga ke pelosok desa. Bukankah yang tertera dalam Undang-Undang perlidungan Pekerja Migran Pasal 41 tercantum bahwa upaya pemberian informasi kepada masyarakat harus sampai ke tingkat desa?

Selanjutnya adalah petugas yang bekerja di lapangan. Ditjen Imigrasi harus lebih jeli untuk menyaring WNI yang ingin bekerja di Kamboja. Nyatanya, benteng terakhir pengawalan ini masih minim prestasi.

Akhir kata, pada akhirnya kita juga harus membentengi diri sendiri. Jika kamu, kamu, dan kamu sudah mendapatkan berita ini, segera sampaikan kepada sanak saudara atas bahaya laten yang mengerikan ini.

Dan yang paling penting, berhentilah terlibat dalam permainan judi online, karena kalaupun anda menang, uang yang didapat berasal dari aktivitas haram yang mengerikan.

Tapi, pertanyaan yang paling krusial, apakah Anda benar-benar untung dari judi online? Gunakan hati nurani dan akal sehatmu untuk bertindak.

Semoga bermanfaat.

**

Referensi: 1 2 3 4 

Acek Rudy for Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun