Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mengulik Kopi Sianida dalam Kasus Penembakan Brigadir J

11 Agustus 2022   05:49 Diperbarui: 11 Agustus 2022   05:55 2143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Es kopi yang dipesan Jessica berbau dan berwarna kekuningan. Polisi mengungkapkan jika pada lambung Mirna ditemukan sekitar 3,75 miligram Sianida.

Mudah saja menghubungkan kopi dan sianida yang berada di lambung Mirna. Sayangnya ada hal penting yang tidak pernah terbuktikan. Tidak ada saksi mata ataupun bukti rekaman CCTV yang membuktikan jika Jessica menaruh sianida ke kopi Mirna.

Tapi, hal tersebut tidak terlalu penting lagi. Hakim telah menjatuhkan vonisnya. Sebagaimana tidak pentingnya pembelaan dari kuasa hukum Jessica.

Tidak penting apa motif Jessica membunuh Mirna. Apakah alasan sakit hati karena dinasehati Mirna untuk putus dari pacarnya sudah cukup kuat?

Tidak penting juga melihat kemungkinan penyebab lain kematian Mirna. Misalkan karena penyakit kormobid atau sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Tersebab pihak peyidik tidak pernah menelusuri rekam jejak medis Mirna.

Namun di antara semua adalah terjadinya pembentukan opini secara masif dan sistematis. Komisi Penyiaran Indonesia pada Agustus 2016 mengatakan bahwa ada beberapa stasiun tv yang "berpotensi mengabaikan azas praduga tak bersalah. Mereka menggiring "penghakiman" melalui pembentukan opini publik.

Saat itu rasanya susah untuk berpikir bahwa Jessica Kumala Wongso tidak bersalah. Namun harus ingat bahwa yang harus dibela adalah kebenaran bukanlah orang. Seperti itulah yang diungkapkan dokter sahabatku pada saat ia hadir sebagai saksi ahli dalam kasus persidangan kopi sianida.

Menurutnya penemuan sianida di lambung Mirna masih belum bisa dijadikan kesimpulan.

"Sianida yang masuk ke tubuh akan membuang oksigen dari fungsinya. Sel manusia yang paling membutuhkan oksigen adalah otak dan ginjal. Oleh sebab itu, otopsi harus dilakukan. Buka jantung, buka ginjal, dan buka otak," pungkasnya.

Sang sahabat juga mengatakan jika kasus persidangan terlalu lama, padahal jika otopsi dilakukan maka kasus meninggalnya Mirna akan terang benderang.

Saya termenung, sepertinya tidak banyak orang berpikiran sama dengan dokter sahabatku itu. Keadilan memang harus ditegakkan, tetapi tidak dengan mengabaikan fakta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun