Shibal biyong secara harafiah artinya "persetan dengan pengeluaran." Rasa frustasi karena tidak bisa menabung, membuat mereka berpikiran pendek. "Jika uang tidak bisa menjamin masa depan, mengapa harus disimpan."
Lalu apakah kondisi sosial yang terjadi di Korea inilah yang membuat kawula muda di sana berpikiran unik? Atau memang seperti alasan mereka, menggunakan make-up adalah untuk membangun kepercayaan diri. Entahlah...
Untungnya di Indonesia belum seperti itu. Seganas-ganasnya pengaruh Korean Wave, saya belum pernah melihat anak muda bermake-up secara masif.
Tapi, entah jika suatu saat nanti. Kita tidak bisa menahan laju pengaruh budaya asing. Mereka bisa menyebar dengan sangat cepat. Untuk itu, tetaplah menjadi Indonesia. Sudah waktunya kita mencintai budaya sendiri, bukan ikut-ikutan.
Bukankah kita punya kearifan lokal yang juga mendunia? Seperti Batik atau blangkong. Bayangkan jika 270 juta warga Indonesia bangga dengannya, bisa saja tren itu akan mendunia.
Ah, saya halu... Tapi kenapa tidak ya?
**
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H