Bermimpilah untuk menjadi kaya, karena impian tidak terbatas. Tapi pertanyaannya, seberapa kayakah seseorang disebut kaya? Atau lebih tepatnya berapakah angka yang tepat untuk menjadi kaya?
Seorang kawan saya pernah berkata, jika ia telah memiliki 10 miliar rupiah maka ia akan pensiun. Itu 10 tahun yang lalu. Tapi, kini tidak lagi.
Satu dekade telah berlalu, entah sudah berapa banyak uang yang ia pundi-pundikan. Tapi standar pensiunnya baru saja berubah akhir-akhir ini. 10 miliar tidak lagi cukup, ia ingin lebih.
Apakah karena inflasi? Atau karena gaya hidup yang berubah? Menurut saya sih, itu karena keinginan memang tidak terbatas. Manusia selalu menginginkan lebih.
Benarkah demikian? Bagaimana dengan kamu, kamu, dan kamu?
Katakanlah hari ini saya mengundang jin aladin. Anda bisa menyebutkan sebuah angka untuk membuatmu menjadi kaya, dan keinginanmu akan terpenuhi.
Tapi, ada batasannya. Kekayaanmu tidak bisa melebihi harta Elon Musk. Totalnya US$ 257 miliar. Atau setara dengan 3.701 triliun rupiah. (versi Bloomberg).
Tunggu dulu, berapa banyak sih 3.701 triliun? Saya buat ilustrasinya;
Yang pertama, Elon Musk bisa melunasi utang negara Sri Lanka dan masih menyimpan sekitar 2.800 triliun di rekening banknya.
Yang kedua, ia bisa menyelamatkan 42 juta jiwa yang benar-benar akan mati kelaparan di seluruh dunia, hanya dengan mengeluarkan sekitar 3% dari kekayaannya.
Yang ketiga, ia bisa membuat 11,89 juta jiwa penduduk Burundi, negara termiskin di dunia menjadi kaya hanya dengan mengeluarkan tidak sampai 1% dari pundi-pundinya.
Bahkan jika Elon Musk mau lebih bermurah hati, maka ia bisa membuat 241 juta jiwa dari 10 negara termiskin di dunia hidup sejahtera. Ia cukup mengeluarkan tidak sampai 50% dari total hartanya.
Jadi, maukah Anda menjadi sekaya Elon Musk? Jika iya, maka kamu termasuk orang aneh. Mengapa?
Karena sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Bath, menyatakan bahwa dari 8.000 orang yang disurvei di 33 negara, mayoritas sebanyak 86% menolak ingin sekaya Elon Musk.
Mereka lebih memilih jumlah yang jauh di bawah itu untuk hidup sejahtera. Besarannya? Beberapa negara memilih angka 10 juta USD, setara dengan sekitar 145 miliar rupiah. Beberapa wilayah lagi justru di bawah itu, hanya US$ 1 juta saja.
Mengapa demikian? Menurut para responden, uang yang terlalu banyak justru bikin pusing. Sebagian besar dari mereka sudah memahami kebutuhan mereka. Angka yang mereka sebutkan cukup mewakili.
Dengan demikian, bisa dikataka jika prinsip ekonomi yang mengatakan bahwa manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas, belum tentu benar.
Lalu, bagaimana dengan kawan saya? Mengapa dalam 10 tahun standar keinginan kayanya bisa berubah? Tentu saja banyak faktor pendukung yang saya sendiri tidak paham.
Tapi, ada yang menarik dari penelitian Bath tersebut. Total 86% responden yang tahu apa yang mereka mau kebanyakan berasal dari negara yang individualistik, seperti Inggris dan Amerika.
Sementara Indonesia dengan kondisi masyarakatnya yang kolektif, ternyata merupakan salah satu penyumbang terbesar dari 14%. Jadi, ternyata banyak orang Indonesia yang mau menyaingi Elon Musk.
Apakah ini gegara banyak orang serakah di Indonesia? Tidak sobat, Salah satu penyebab terbesar justru datang dari ketidaksetaraan. Jurang pemisah antara si kaya dan miskin masih terlalu besar, sehingga banyak orang yang bingung, berapa banyak sih uang yang betul-betul ia inginkan.
**
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H