Istilah ini tergolong baru di dunia kedokteran dan baru diperkenalkan pada 1996 lalu. Gejalanya mirip parasomnia atau tidur dalam keadaan berjalan. Yang membedakan, penderita Sexsomnia bisa melakukan aktivitas seks pada saat sedang tidur.
Mereka yang mengidap sexsomnia seringkali mengeluarkan gerakan dan erangan, layaknya sedang bercinta. Dalam kasus yang lebih parah, penderita bisa melakukan masturbasi, foreplay, berhubungan badan dengan siapa saja, bahkan orgasme.
Yang lebih mencengangkan lagi, meskipun aktivitas seks termasuk padat, tapi penderita sexsomnia hanya menganggapnya sebagai mimpi. Atau bahkan tidak pernah menyadarinya sama sekali saat ia terbangun. Â
Tidak ada data yang pasti mengenai siapa saja yang berpotensi menderita penyakit ini. Tapi, ada sebuah riset yang pernah dilakukan di Toronto. Disebutkan terdapat sekitar 7,82% kasus sexsomnia dari 832 pasien yang mengaku menderita masalah tidur.
Dilansir dari sumber, hingga saat ini dunia medis masih bekerja keras untuk mencari tahu penyebab dan cara menanggulanginya. Untuk sementara dugaan yang terkuat adalah masalah kejiwaan.
Beberapa kasus yang ditemukan erat berhubungan dengan konsumsi alkohol yang berlebihan, masalah depresi, kurang tidur, narkoba, atau trauma seksual yang pernah dialami.
**
Lalu apakah ketiga hal ini merupakan penjelasan ilmiah tentang kasus disetubuhi jin? Belum tentu juga, karena masih banyak hal-hal yang belum diketahui terhadap ketiga kasus langka tersebut.
Lagipula kasus disetubuhi jin erat hubungannya dengan masalah spiritual. Sesuatu hal yang lebih membutuhkan keyakinan daripada penjelasan ilmiah. Bagaikan minyak dan air, penjelasan spiritual dan ilmiah tidak akan pernah bisa bersatu.
Jadi marilah kita bersikap dengan bijak, jangan sampai keyakinan yang berlebihan membuat diri kita lupa, bahwa Tuhan itu sendiri memang ada dan akan selalu ada.