"Putra-putri terbaik China, ayo bersatu membantu Korea Utara mengalahkan penjahat Amerika."
Lirik tersebut muncul pada pertengahan film Snipers (2022), karya sutradara kondang China, Zhang Yimou. Sejujurnya, saya yang tumbuh pada era kejayaan film Amerika belum pernah mendengarkan dialog semacam itu.
Jelas melecehkan bagi Amerika!
Tapi, bisa dimaklumi. Ini adalah film perang dengan tema yang berlawanan dari biasanya. Komunis adalah tokoh utamanya, sementara kapitalis dianggap penjahat.
Seperti pada Box Office 2021 lalu, Battle of Chongqin besutan sutradara Tsui Hark, film ini juga berlatar belakang Perang Korea (1950-1953). Hanya saja dengan fokus yang lebih minim, pertarungan perang runduk (sniper) pada 1952.
Tema perang runduk bukan hal yang baru. Sudah banyak film Hollywood yang mengisahkannya. Jadi, sekilas film ini tidak terlalu menarik. Namun, nama besar Zhang Yimou, cukuplah membuatku memilih film ini sebagai hiburan libur lebaran.
Ditambah lagi, Zhang tidak sendiri. Ia juga mengajak putrinya Zhang Mo bekerja sama sebagai co-director. Lengkaplah sudah.
Sinopsis
Film ini diilhami dari kisah nyata. Tentang penembak jitu legendaris dari pihak Tiongkok, Zhang Daofang yang dilaporkan berhasil membunuh 214 musuh dalam tempo 32 hari selama Perang Korea.
Alkisah pada musim dingin 1952, sekelompok kecil penembak runduk China ditugaskan dalam sebuah misi penyelamatan. Skuad yang terdiri dari 9 prajurit tersebut dipimpin oleh Sersan Liu Wenwu yang legendaris.