Marvel Cinematic Universe adalah semesta Marvel yang saling terkoneksi satu sama lain. Sejak film; Iron Man (2008), seluruh alur cerita besutan MCU saling terhubung.
Semesta yang terkoneksi bukan hanya di bumi saja, tapi juga hingga ke kosmik lain di luar galaksi. Bahkan sejak 2021, film Spiderman: No Way Home, konsep Multiverse mulai diperkenalkan. Lalu dilanjutkan dengan Film Doctor Strange in The Multiverse of Madness.
Kendati demikian, konsep multiverse bukanlah hal yang baru. Konsep ini telah diperkenalkan pertama kali pada 1971. Tepatnya diceritakan di komik The Avengers #85.
Secara sederhana teori multiverse menyatakan bahwa setiap orang tidak sendirian di dunia ini. Pada beberapa bagian semesta yang berbeda, ada kehidupan yang berjalan paralel.
Kamu mungkin saja memiliki nama dan wajah yang sama di dunia paralel. Begitu pula dengan orang-orang yang kamu kenal, tempat kamu tinggal, hingga pekerjaan yang kamu geluti. Tapi, nasib di sini dan di sana belum tentu sama.
Awalnya saya berpikiran bahwa multiverse tiada lain hanyalah sebuah ilusi. Tiada bedanya dengan kisah para peri dan raksasa.
Namun, tahukah Anda jika konsep ini bukan hanya sekadar dongeng sebelum tidur? Para saintis telah lama penasaran dengannya, dan sebentar lagi portal menuju ke sana bukan lagi tugas dari Doctor Strange.
Semuanya dimulai dari teori seorang perintis ilmu fisika kuantum yang bernama Erwin Schrodinger. Pada tahun 1952 ia mencetuskan teori multiverse yang terletak pada dimensi yang berbeda.
Dan teori bukanlah omong kosong. NASA sudah mulai serius menanganinya melalui proyek ANITA (Antena Transien Impulsif Antartika). Proyek ini menggunakan balon raksasa yang mengangkut antena elektronik di atas Antartika.
Yang dicari oleh Nasa adalah partikel Neutrinos yang dianggap sebagai kunci membuka multiverse. Mengapa? Itu karena sifatnya yang berlawanan. Neutrinos bergerak melawan arus gravitasi. Ia bergerak keluar bumi.