Acara Ritual Kendi Nusantara keren, bukan karena kepala negara dan 33 kepala daerah berkumpul di sana untuk berkemah.
Tapi, karena konsep tanah-air dari seluruh daerah Indonesia yang ditampung dalam sebuah wadah.
Jadinya untuk pertama kali, Tanah Air Indonesia bercampur menjadi satu secara simbolis. Selanjutnya kendi tersebut akan diletakkan persis di titik nol IKN Nusantara.
Sederhana, tapi memiliki filosofi yang dahsyat.
Saya sempat berpikir, dari manakah Gubernur Sulsel mengambil sampel tanah dan air? Karena seharusnya konsep besar Kendi Nusantara juga bisa ditiru. Mengambil tanah dan air dari 24 Kabupaten Kota se-provinsi di Sulsel.
Ternyata saya salah. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman punya ide yang lebih keren. Tanah berasal dari Bangkalae, Kabupaten Bone. Sementara air dari sumur Masjid Katangka, Kabupaten Gowa. Ada apa? Ada sejarahnya.
Tanah Bangkalae Simbol Perdamaian Tiga Kerajaan Besar
Tanah Bangkalae berada tepat di titik nol kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Menjadi lokasi raja-raja Bone zaman dulu dilantik.
Tanah Bangkalae punya nama lain, Ri Tappa Dewata. Artinya tanah yang diberkati Tuhan Yang Maha Esa).
Tanah di lokasi tersebut dianggap sakral, karena sejarahnya. Di sana tanah dari 3 kerajaan besar di Sulsel bergabung menjadi satu, yakni; Kerajaan Bone, Kerajaan Gowa, dan Kerajaan Luwu.
Penggabungan tanah ini memaknai bersatunya perdamaian antar tiga kerajaan besar di Sulawesi Selatan. Saat prosesi Tanah Bangkalae diadakan, ketiga kerajaan ini juga sepakat untuk tidak saling menyerang satu sama lainnya.