Beberapa saat yang lalu, Lindsey Graham, senator Amerika Serikat (AS) menuai kecaman. Ia menyerukan satu-satunya cara untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina adalah dengan membunuh Putin.
Pemerintah AS pun ikut bereaksi. Menolak tegas seruan Graham.
"Kami tidak menganjurkan pembunuhan pemimpin negara asing untuk mengganti rezim," ujar Jen Psaki, Sekretaris Pers Gedung Putih.
Benarkah demikian? Dahi pun berkerut.
Bukan rahasia lagi jika AS beberapa kali terlibat dalam upaya pembunuhan pemimpin negara lain. Baik yang secara resmi diakui, ataupun diduga melalui kerja gelap agen rahasia. Â
Jadi, apakah penolakan pembunuhan Putin adalah masalah keengganan atau kemustahilan?
Beberapa politisi AS mengatakan, membunuh Putin sama seperti memicu Perang Dunia III.
Rusia bukanlah lawan enteng. Diperlukan alasan yang mendesak untuk berperang dengannya. Atau sekalian kegilaan dari para pemimpin Amerika.
Rusia adalah salah satu negara adidaya dengan kekuatan nuklir. Menyerang Rusia akan menyebabkan dampak kehancuran global. Amerika tentu akan berpikir.
Tapi, katakanlah tidak ada pilihan. Lantas Amerika pun menyerang Moskow dari udara. Â Tahu tidak, sistem pertahanan udara S-500 Prometey milik Rusia adalah salah satu yang tercanggih di dunia.