Mbah Peang a.k.a. Tante-Tante adalah korban kesenjangan sosial di Kompasiana. Beliau sangat produktif menulis, tapi karewar-nya abortif.
Sebabnya Karewar zaman baheula hanya memperhitungkan unique views pada tulisan yang masuk kategori label pilihan ke atas. Sangat diskriminatif terhadap Mbah Peang yang anti label dan centang biru ini.
Syahdan, syarat dan ketentuan Karewar tahun 2022 pun berubah. Tetiba saja si Mbah ini berahinya naik. Sontak langsung k*nak. Karewar tidak lagi membatasi label.
Tapi ada sedikit masalah. Karewar memiliki syarat tambahan. Total artikel harus minimum 50, harus dibaca minimum 25.000 kali, dan jumlah komentar minimal 100.
Si Mbah ini punya kebiasaan. Ia suka menghapus jejak tulisan. Konon gegara bisikan sakti yang ia terima dari Mbahnya Mbah Peang.
Akibatnya, saat si Mimin mengubah aturan, tulisan pada akun Mbah Peang hanya tersisa satu. Tapi, itu bukan masalah baginya. Sehari lima tulisan enteng rasanya. Acek sampai berpikir, jangan-jangan Pak Tjip terinspirasi dari si Mbah ini.
Pun halnya dengan komentar. Seratus itu juga enteng. Dalam sekejap sudah tercapai. Itu karena si Mbah ini punya banyak pendukung. Sebuah kelompok rahasia yang bernama Kompasianer Somplak. Membernya banyak, limapuluan pun tak sampai.
Eteng buat si Mbah, tapi, tidak bagi yang lainnya...
Meskipun mimin sudah membuat persyaratan Karewar yang lebih bersahabat, ternyata bonus arisan Kompasiana ini tetap sulit tercapai.
Sebagian karena memang jarang menulis, tapi sebagian lagi karena tulisannya tidak banyak dibaca meskipun mereka rajin menulis.