Tapi, yang membuat Teresa Teng istimewa bukan hanya suara merdu, wajahnya yang cantik dan lagu-lagunya saja. Teresa Teng hadir menjadi ikon perdamaian di tengah konflik besar yang terjadi di antara dua China.
Sayangnya Teresa Teng pun dijadikan alat politik. Ia berada di garis depan perjuangan militer Taiwan. Bukan sebagai tentara, tapi sebagai alat propaganda untuk menjadi simbol perjuangan Taiwan.
Ia pun diberikan gelar "Deng Kecil". Seolah-olah menyamakan posisinya sama dengan Den Xiao-ping, pemimpin China kala itu. Tidak salah juga sih, sebabnya marga Teresa Teng memang sama.
Alhasil pada tahun 1980 an, semua hal yang berbau Teresa Teng pun dilarang di China daratan. Lagu-lagu Teresa Teng disetarakan dengan muatan pornografi. Tidak sesuai dengan semangat komunis yang anti borjuis.
Kendati demikian, album Teresa Teng tetap laris manis di sana. Melalui pasar gelap dan beberapa orang pun menjadi korban. Dipenjarakan karena mendengarkan lagu Teresa Teng.
Syahdan, Teresa Teng pun tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di China. Cita-cita hidupnya yang tidak pernah kesampaian hingga ia meninggal pada tahun 1995 di Chiang Mai, Thailand.
**
Terlepas dari ketenaran dan kejayaanya, Teresa Teng bukan hidup tanpa masalah. Teresa yang hidup menyendiri hingga akhir hayatnya pernah digosipkan sebagai lesbian.
Ia juga pernah terlibat cinta lokasi dengan Jacky Chan. Bahkan kabar tersebut mengalahkan berita pertunangannya dengan Beau Kwok, anak biluner Malaysia, Robert Kwok. Pertunangan tersebut kemudian batal.
Teresa Teng juga pernah tersandung masalah pemalsuan dokumen yang menyebabkan dirinya dicekal masuk ke Jepang. Saat itu ia menggunakan paspor palsu Indonesia. Konon Teresa Teng membelinya dengan harga 20.000 USD pada tahun 1979. Entah apa motifnya.
**