Apakah Gus Dur hanya pura-pura tidur? Tidak juga. Tersebab ia betul-betul ngorok pada saat presiden Iran sedang berpidato. Tapi, untuk menunjukkan bahwa dirinya sadar, saat pemimpin Iran selesai berbicara, Gus Dur langsung meresponsnya dengan pernyataan yang relevan. Ajaib.
Lantas banyak yang menyimpulkan jika Gus Dur memiliki ilmu "linuwih." Semacam indra keenam atau lebih tepatnya kesaktian.
Nyatanya memang benar. Ketika Ahmad Bagdja, Sekjen PBNU memberi saran kepadanya untuk menjaga posisi badannya agar tidak kelihatan tertidur, Gus Dur justru menjawab dengan santai.
"Ente tidak tahu ilmunya, ini ada caranya. Membangun kesadaran yang bisa dilatih," ujar Ahmad Bagdja mengikuti ucapan Gus Dur.
Namun, pada akhirnya semua pihak harus mengakui jika kebiasaan ini memang identik dengan presiden RI ke-4 tersebut. Tidak bisa dirubah. Lagipula Gus Dur juga tetap sadar ketika sedang mengikuti rapat, meski terlelap.
Apakah benar karena kesaktian?
Iya, karena kesaktian. Namun, bukan yang ghoib. KH. Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus pernah membocorkannya. Ia menyebutkan jika Gus Dur punya trik khusus.
Ia akan mempelajari terlebih dahulu hal-hal apa yang akan dibahas. Setelah itu membuat sebuah kesimpulan yang brilian. Karena menurutnya, isi pembicaraan juga tidak akan jauh-jauh dari situ juga.
Hal senada juga disampaikan oleh Effendy Ghazali, Pakar Komunikasi Politik UI. Dalam sebuah kesempatan ia pernah bertanya langsung kepada Gus Dur. Beliau hanya menjawab santai,
"Biasa saja, saya ingat topik terakhir sebelum ketiduran, paling nanti bahasannya tidak jauh-jauh dari sana," jawab Gus Dur.
Namun, tetap saja masih banyak yang penasaran. Mereka yakin jika Gus Dur memang punya ilmu sakti. Untuk menetralisir hal tersebut, PBNU dalam situsnya pernah memuat analisis perilaku Gus Dur yang satu ini.