Dalam beberapa dekade terakhir, China telah menikmati kemakmuran dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi. Namun, hal ini tidak serta-merta membuatnya menjadi sebuah negara kapitalisme barat.
Khususnya pada saat ekonomi mulai melambat, pemerintah China merasa perlu untuk melakukan sesuatu. Kembali kepada hakekatnya, itulah motto China.
Tiga hal yang menjadi fokus pemerintahan Xi Jinping; Menyeimbangkan kesenjangan, membangkitkan nasionalisme, dan menggempur serangan budaya asing.
Pengaruh budaya asing dianggap sebagai ancaman. Propaganda terselubung melalui media sosial dianggap sebagai bahaya laten yang dapat merusak moral bangsa. Beberapa langkah ekstrim kemudian diambil pemerintah China.
Di antaranya adalah melarang les privat di luar lingkup institusi pendidikan. Pemerintah China merasa perlu menetapkan sistem sertifikasi guru.
Begitu pula dengan pembatasan jam main gim online. Remaja di bawah usia 18 tahun hanya boleh bermain tiga jam dalam sepekan di akhir pekan.Â
Sampai di sini, aturan aneh ini sudah mampu membuat darah mendidih. Ini belum termasuk aturan ketat lainnya di dunia hiburan.
Akun K-Pop
Wei-bo, platform media sosial terbesar di China telah membekukan lebih dari 20 akun fandom. Tiga teratas yang terkena imbas adalah BTS, Blackpink, dan Exo.
Menurut otoritas China, tingkat fanatisme generasi muda China sudah sampai tahap "mengerikan." Perilaku mereka sudah dianggap irasional. Saling mengejek dan menyebarkan gosip di media sosial. Menimbulkan kebencian yang seharusnya tidak penting.