Sungguh malang nasib Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri. Di malam hari tanggal 19 Oktober 2006, mereka mendapatkan perintah yang tidak biasa dari atasannya.
Sebagai anggota kepolisian dari Unit Aksi Khusus, menjalankan perintah komandan adalah hal yang wajib. Apalagi yang memberikan perintah bukanlah petinggi biasa.
Sasarannya adalah seorang gadis. Cantik, ayu, dan tidak bertampang kriminal sama sekali. Tugas kedua polisi ini cukup sederhana; Menangkap sang gadis dan eksekusi mati.
Sang gadis kemudian dibawa ke kawasan hutan yang sepi. Di sana kedua polisi tersebut menembak kepalanya dua kali. Belum cukup, jenasah sang gadis dipasangi peledak militer berjenis C4. Syahdan, tubuhnya hancur berkeping-keping.
**
Ini bukanlah cerita drama, tetapi kisah nyata. Kedua eksekutor adalah anggota polisi Diraja Malaysia. Sang gadis bernama Atlantuya Shaariibuu, seorang wanita berkebangsaan Mongolia. Usianya baru 28 tahun.
Menurut pengakuan eksekutor, sang komandan yang memberikan perintah eksekusi bukanlah orang sembarangan. Ia adalah mantan orang nomor satu di negeri Jiran, Najib Rasyak.
Atlantuya berparas cantik, ayu, dan tinggi. Ia adalah seorang model internasional. Ia menghabiskan masa kecilnya di Rusia dan pernah mengenyam Pendidikan menjadi model di Prancis.
Atlantuya tidak hanya cantik, tetapi juga cerdas. Ia menguasai banyak bahasa. Selain Mongolia, juga Rusia, Inggris, Jepang, Korea, dan Prancis.