Keberadaan pawang hujan bukan lagi hal yang aneh. Ia selalu hadir tidak resmi dalam berbagai acara resmi. Sosoknya biasanya menggunakan baju adat. Tapi, ada juga yang tampil biasa dengan kaos dan jin.
Cara kerjanya bukan menghentikan hujan. Itu adalah kuasa Tuhan, tidak patut dilanggar. Tapi, mereka bisa memindahkan awan yang mendatangkan hujan. Dan jika benar-benar tidak bisa digeser, maka ditahanlah selama mungkin.
Caranya?
Nuryanto alias Mbah Bejo mengatakan jika ia menggunakan bio-energi untuk memindahkan awan. Tidak harus berada di tempat, dari jarak jauh saja cukup.
Namun, tetap saja survei tempat harus dilakukan. Khususnya, ke arah manakah angin bertiup. Tujuannya agar tidak terlalu capek.
Secara umum teori kerja pawang hujan cukup masuk akal. Seperti mengatur arah angin, memindahkan awan, atau membuang uap air sebelum acara dimulai agar awan tidak terlalu berat. Semuanya ada secara ilmiah.
Namun, pawang hujan tidak menggunakan teknologi. Ia hanya perlu ilmu khusus.
Nah, survei tempat yang biasanya dilakukan Mbah Bejo ternyata juga berguna untuk sowan dan berkenalan dengan penunggu setempat. Konon ada mahluk yang mengendalikan air, angin, api, dan juga unsur lainnya.
"Pawang yang kredibel akan bekerja sama dengan penguasa air dan angin," pungkasnya kepada liputan6.com.
Bio-energi yang dimaksud oleh Mbah Bejo adalah menggunakan tenaga dalam untuk memanipulasi cuaca. Kemampuan ini disebut dengan telekinesis alias memindahkan sesuatu melalui pikiran.