Zona nyaman atau yang kita kenal dengan Comfort Zone konon mematikan. Dipastikan setiap manusia yang terjebak di dalamnya susah untuk mencapai pergerakan progresif.
Tapi, konsep ini juga ambigu. Jika zona nyaman adalah sesuatu yang tidak sehat, lantas untuk apa manusia bekerja keras untuk mencapai kenyamanan?
Perbincangan dengan Mariana, seorang pakar metafisika mengenai hal ini sangatlah menarik. Ilmu analisis yang ia namakan Human Design ini menggabungkan teori analisis Chakra, I Ching, dan Kaballah.
Pada tulisan kali ini saya tidak membahas terlalu jauh mengenai Human Design. Mungkin lain waktu.
Kembali kepada zona nyaman. Menurut Mariana, pada usiaku yang ke-50, sudah seharusnya saya "turun gunung" dan meninggalkan zona nyaman-ku.
Saya tidak paham, apakah ini adalah nasehat untuk mempertahankan kesuksesan hidup atau semacam sebuah petuah bahwa sudah waktunya berkarya.
Yang saya pahami adalah keluar dari zona nyaman berarti saya harus bergerak dan tidak malas. Tujuannya agar bisa melihat dunia yang lebih cerah dan berbeda.
Tapi, itu bisa juga berarti diriku harus tidak merasa nyaman. Harus meninggalkan posisi wuenak yang sudah melekat.
Ternyata saya salah. Meninggalkan zona nyaman tidak harus meninggalkan kenyamanan.
Saran yang diberikan oleh Mariana juga cukup masuk akal. Ubah rutinitas!