Kelak pada tahun yang sama, URECAÂ kemudian berubah nama menjadi TRISAKTI, melalui Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 013/da/1965, oleh Dr. Sjarif Thajeb.
Mendapat Bea Siswa ke Jerman
Lie tak patah semangat. Ia pun kerja serabutan untuk mengumpulkan uang. Dari buruh kasar hingga kerja apa pun dilakoni. Mencari biaya untuk melanjutkan studi ke Jerman.
Oktober 1967, Lie telah berada di Jerman. Pada tahun 1974, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dokter umum dengan gelar Medical Doctor (M.D). Â
Kemudian pada tahun 1978, ia berhasil menyandang gelar Ph.D dari Freie Universitat, Jerman.
Prestasinya belum juga berhenti. Lie terus menambah ilmunya. Pada tahun 1984, ia lulus dari Unikliniken Koeln, Jerman dengan empat spesialisasi, yakni; spesialis bedah umum, toraks, jantung, dan pembuluh darah.
Selama di Jerman, Lie mampu menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Seluruh adik-adiknya mampu bersekolah atas usaha dari Lie.
Lie juga adalah seorang yang aktif dalam organisasi. Ia mendirikan Komunitas Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Berlin, Jerman pada tahun 1971. Ia juga menjadi pengurus Perhimpunan Dokter Indonesia di Jerman pada 1981-1984.
Kembali ke Tanah Air demi Amanat Ibunda
Meski telah menjadi dokter dengan penghasilan yang tinggi di Jerman, Lie Dharmawan tidak melupakan tanah airnya. Keinginannya untuk melaksanakan amanat ibunya begitu kuat.
Pada tahun 1985, Lie kembali ke Indonesia. Ia memboyong istrinya Tan Lie Tjhoen dan anak-anaknya.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh dr. Lie adalah mengganti namanya. Lie Tek Bie terlalu "asing" bagi seorang dokter Indonesia, susah dapat pekerjaan.