Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membangun Penjenamaan di Kompasiana dengan Hikayat Gatholoco

13 Juni 2021   10:48 Diperbarui: 13 Juni 2021   10:53 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun Branding di Kompasiana dengan Hikayat Gatholoco (artikula.id)

Adalah Hikayat Gatholoco dari zaman Jawa kuno. Bukan porno meskipun dianggap sebagai bentuk pemberontakan moral di zamannya. Ia adalah nasehat murni. Filosofi mengenai hubungan suami istri. Layak dipuji.

Sekilas mengenai Gotholoco

Bukanlah mahluk sebenarnya. Ia adalah tokoh fiksi yang digambarkan secara vulgar. Wajah buruk, badan bau, mulut kotor pecandu madat, dan gila seks. Sudah bisa terwakili dari arti bahasa Jawanya (Gatho: barang tersembunyi, Loco: mengocok, mengelus).

Namun demikian, otak Gatholoco sangat cerdik. Lihatlah bagaimana ia bisa mendapatkan 5 istri yang cantik sekaligus. Hanya dari filsafat yang diyakini benar.

Menurut Gatholoco, seks adalah proses pemurnian agar terhindar dari hawa nafsu. Seks yang alami dapat membebaskan manusia dari syahwat yang membelenggu.

Baca juga: Mantra Gatholoco, dan Hikayat Keperkasaan Raja Jawa Kuno

Lupakan Hikayat Gatholoco. Terlalu luas untuk dibahas. Seks tidak akan pernah habis diulas.

Kembali kepada judul. Apa hubungannya branding di Kompasiana dengan Hikayat Gatholoco.

Sobat, agar dirimu dikenal, Anda harus memiliki daya tarik. Lupakan wajahmu, lupakan juga ceritamu. Sebagaimana kisah Gatholoco yang kontroversial. Abaikan pula kata "seks," meskipun ia dibutuhkan.

Kuasailah ilmu Sang Gatholoco. Seks tanpa ereksi. Ogasme tanpa ekspresi. Tersebab untuk menguasai dunia K, Anda harus bisa memuaskan nafsu ratusan ribu pembacanya.

Adalah 5 istri yang membuat Gatholoco enak terdengar. Mereka adalah karya Ilahi yang ditransformasikan dalam bentuk filsafat.

Yang berarti, Gatholoco yang sedianya adalah pecundang, mampu menunjukkan tajinya dengan menaklukkan ke-5 istrinya yang diwakili oleh 5 unsur halus dalam diri manusia. 

Nah, ke-lima istrinya ini bisa saya kelompokkan menjadi 5 jenis Kompasianer yang sudah berhasil menetapkan brandingnya di benak pembaca. Mari kita ulik bersama;

Ratna Dewi Lupitwati / Kundalini (Energi Feminin)

Energi feminin identik dengan kelembutan dan keindahan. Untuk kategori ini, adalah para penulis yang mampu menguraikan karyanya dengan susunan diksi dalam rima kata yang indah.

Tak peduli apakah ia adalah penulis pria atau perempuan, para pembaca selalu mencarinya. Jenis tulisan apa pun yang dibuat selalu mengandung alunan kata dan kalimat yang enak dibaca.

Contoh terbaik adalah Om Katedrarajawen. Kendati sudah acek-acek, tulisannya mengalir lembut.

Ditambah lagi, akhir-akhir ini ia sering pula mempopulerkan jargon "Omong-kosong." Kata favorit dari para emak-emak kalau berhadapan dengan suaminya.

Dudul Mendut (Energi Kesadaran)

Kesadaran itu luas artinya. Tapi, dalam versiku adalah para Kompasianer yang selalu sadar menulis. Tiada hari tanpa tulisan. Bangun pagi, bobok siang, hingga larut malam.

Dalam sehari, bisa dua hingga tiga tulisan. Target one day one article hanya di bibir saja. Tersebab jumlah tulisan sudah melebihi tanggal di kalendar.

Ada juga penulis yang sering berkunjung. Bukan hanya pada Kompasianer tertentu. Dari biru hingga tanpa status, semua divote, semua dikomentari.

Nah, Kompasianer jenis ini sadar, bahwa kehadiran mereka harus ditandai. Dari situlah mereka membangun personal branding mereka.

Mlenuk Gembuk (Energi Memori)

Memori adalah ingatan masa lampau yang hidup kembali. Bagaikan Yin-yang, memori ini bagaikan dua mata pedang bersisi tajam.

Memori lampau bisa digunakan untuk memberi contoh kepada generasi penerus. Seperti apa yang dilakukan oleh Opa Tjip dengan nasehat-nasehatnya.

Namun, ada juga menandai kenangan lampau yang sulit dilupakan (alias tidak bisa move-on). Penulis jomlo biasanya masuk dalam kategori ini.

Mereka yang sering mengungkapkan keresahan kaum muda, baik lewat pengalaman, teori atau aksi. Mereka berbaur dalam kesedihan. Jutaan cinta yang belum terbalas.

Sembari mencari peluang, apakah Kompasiana bisa berubah menjadi situs pencari jodoh?

Dewi Bleweh (Energi Pikiran)

Para pemikir serius yang menyertakan tulisan ilmiah dan sulit diolah adalah di antaranya. Bagi mereka, tulisan adalah sebuah karya ilmiah. Jauh dari kesalahan, baik kata, kalimat, maupun isi. Membaca tulisan mereka bak kembali ke zaman kuliah.

Namun, ada juga penulis yang justru bersikap sebaliknya. Bagi mereka tulisan harus bisa meringankan pikiran.

Tulisan mereka santai dan bergaya humor. Menarik minat pembaca. Melepas stres mengundang tawa. Contoh yang paling sukses di sini adalah Prof. Felix, pencetus Kenthirisme.

Rara Bawuk (Energi Emosi)

Penulis yang bawaannya marah melulu adalah contoh terbaik. Setiap tulisan mereka selalu diisi dengan protes. Judulnya pun selalu tampil provokatif.

Mereka tidak peduli dengan label, berapa banyak pembaca, siapa yang datang berkunjung, pokoknya emosi ditumpahkan dalam tulisan. Di Kompasiana, topik yang sering mereka anggit hanya satu, yaitu kategori Surat Pembaca.

Mereka menggunakan nama samaran, tapi sukses menarik perhatian pembaca. Contohnya banyak; Tante Virus, Mbah Peang, Spiderman XXX, Donald Pret, hingga yang terbaru Tante tralala trilili.

**

Tentu tidak semua benar. Banyak juga Kompasianer lainnya yang sukses membangun branding tanpa mengikuti ke-5 unsur ini.

Membangun penjenamaan itu tidak mudah. Ia harus sering menulis, sering menyapa, dan tulisan mereka juga harus memiliki ciri khas.

Tapi, tidak usah khwatir, apalagi memandang rendah dirimu. Lihatlah esensi dari Gatholoco sendiri. Bahwa buruk rupa belum tentu tidak bijaksana.

Lihat pula bagaimana ia mampu memenangkan perdebatan dengan tiga kiai atas arti dari nama Gatholoco sendiri. Mereka yang dianggap pintar juga belum tentu mampu menetapkan branding yang kuat.

Esensi dari tulisan ini adalah; jika Anda belum berhasil membangun branding dengan menggunakan filosofi para istri Gatholoco, maka jadilah Gatholoco itu sendiri.

Caranya? Jadilah penulis Kamasutra.

"Menulislah dengan penuh nafsu, penuh gairah, penuh hasrat. Jangan biarkan 'ejakulasi dini' atau 'disfungsi ereksi' datang menghantuimu. Tetaplah menulis!"

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun