Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Perempuan-Perempuan Jerman Diperkosa Tentara Merah

5 Juni 2021   05:55 Diperbarui: 5 Juni 2021   06:01 6391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Perempuan Jerman Diperkosa Tentara Merah (brilio.net)

Alasan NAZI harus memenangkan perang adalah martabat. Jerman-NAZI sempat menjadi negara yang ditakuti. Atas pimpinan Hitler, juga banyak musuhnya.

Salah satunya Uni Soviet. Sejak Jerman kalah di Stalingrad, propaganda pun digencarkan. Judulnya kengerian, isinya eksekusi massal, penjarahan, hingga pemerkosaan.

Jangan sampai Tentara Merah menyentuh bumi Jerman. Lansia hingga anak kecil tak akan disisakan.

Poster pun ditempel. Bukti kekejaman tentara Soviet juga dilibatkan. Desa Nemmersdorf di Prusia menjadi buktinya.

Sisa-sisa pembantaian penduduk desa disuguhkan koran-koran Jerman. Tujuannya agar tentara NAZI bisa mendapat dukungan penuh dari rakyat Jerman. 

Kendati propaganda tersebut dibesar-besarkan. Nyatanya, memang mengerikan.

Kisah Ruth

Ruth Schumacher, akhirnya angkat bicara setelah puluhan tahun. Ia adalah salah satu wanita yang diperkosa. Kejadiannya pada tahun 1945. Ruth masih berusia 19 tahun.

Di Leipzig, kota tempat kelahirannya, Ruth diperkosa oleh gerombolan Tentara Merah. Jumlahnya 5 orang.

Itu bukan akhir. Semakin banyak yang mendatanginya. Untuk melampiaskan nafsu syahwatnya.

Kisah Ruth membuka tabir kejahatan tentara merah di masa Perang Dunia II. Terutama di bekas negara Jerman Timur yang sempat dikuasai Soviet.

"Gadis-gadis, perempuan tua, ibu hamil, anak remaja, hingga biarawati. Semua diperkosa tanpa belas kasihan," dikutip dari buku Berlin: The Downfall 1945, karya Antony Beevor.

Aksi Balas Dendam dalam Diam

Uni Soviet tidak ingin aibnya terbuka. Aksi biadab pun dianggap normal. Bagi Soviet, memperkosa wanita Jerman adalah aksi balas dendam.

"Banyak serdadu Soviet ingin balas dendam atas penderitaan yang ditimbulkan oleh bangsa Jerman," dikutip dari buku, Total War: Stalingrad to Berlin, oleh Michael Jones.

Tidak ada perintah resmi dari Komandan. Tidak ada perintah tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan. Hanya sebuah bisikan;

"Perlakukanlah perempuan Jerman sedikit bebas. Jangan terlalu kelihatan. Lakukan apa yang perlu dilakukan. Dan kembalilah ke kesatuanmu."

Stalin juga tidak mempedulikannya. Berada ribuan kilometer dari rumah. Tugas prajurit sangat berat. Memperkosa agak bisa dimaklumi.  

Instruksi komandan dan pembiaran Stalin diterjemahkan dengan brutal

Kisah miris tidak dialami oleh Ruth seorang diri. Pengalaman pahit juga harus dialami oleh Gabrielle Kopp. Kala itu ia berusia 15 tahun.

Tentara Soviet sudah mendekat ke kampung halamannya. Ia disuruh kabur oleh ibunya. Dalam pelariannya, ia bertemu keluarga yang bersedia menampungnya

Naas, Gabrielle tertangkap. Kendati sudah bersembunyi di sana. Seorang Tentara Merah memperkosanya, dan kemudian oleh tentara lain lagi.

Masih berlanjut hingga hari-hari berikutnya. Dua hingga tiga tentara datang secara bergilir. Tidak ada habis-habisnya.

Ternyata penghuni rumah tempatnya bersembunyi menjadikannya umpan. Ia diserahkan kepada Tentara Merah dengan bayaran keamanan keluarganya.

Siksaan berlangsung selama dua minggu, sebelum akhirnya Gabrielle berhasil melarikan diri.

Apa yang dialami oleh Gabrielle hanyalah sedikit contoh. Kekejaman tentara Soviet membuat warga Jerman tidak berpikir rasional lagi.

Para ayah membunuh keluarganya, ibu tak berdaya harus rela "menjual" putrinya. Demi nyawa yang tidak melayang.

Menjual Diri demi Nyawa

Dalam buku Exorcising Hitler, karya Frederick Taylor, seorang komandan pleton Soviet mengisahkan;

"Ia didekati oleh seorang gadis muda dan ibunya. Sang ibu memohon untuk menjadikan anak gadisnya sebagai peliharaanya."

Tujuannya agar sang gadis bisa selamat. Lepas dari keadaan yang lebih mengenaskan. Diperkosa ramai-ramai oleh para anak buahnya.

Kondisi ini tidak pandang bulu. Bukan hanya para gadis yang tidak berdaya saja. Seperti yang dialami oleh Martha Hillers.

Ia adalah seorang jurnalis  berusia 30 tahunan. Martha seyogyanya mendapat perlindungan di bawah hukum internasional. Naas baginya, ia diperkosa oleh belasan tentara Soviet.

Hukum rimba berlaku, Martha sadar, yang kuat yang menang. Ia pun menyerahkan dirinya kepada seorang perwira Soviet. Agar dirinya tidak lagi menjadi mainan para prajurit.  

Dua Juta Korban Pemerkosaan

Tidak ada angka yang pasti. Selama masa pendudukan tentara Soviet, aksi ini berlangsung dalam gelap. Namun, perkiraan mengatakan sekitar dua juta perempuan Jerman yang menjadi korban.

Menurut Philipp Kuwert dari University Hospital of Greifswald, rata-rata seorang wanita diperkosa 12 kali.

Penyakit Rusia yang Membekas

Para Tentara Merah tidak hanya meninggalkan trauma. Juga penyakit kelamin. Gonore, Sipilis, Herpes, sampai kutil kelamin.

Saking banyaknya, hingga para Ginekolog merampungkannya dalam sebuah kata "Russian Disease atau Penyakit Rusia."

Wanita hamil terpaksa melakukan aborsi. Yang memutuskan untuk melahirkan, dikucilkan.

Hingga bubar pada tahun 1991, pemerintah Soviet tidak pernah meminta maaf. Para korban harus menanggung aibnya sendiri.

Seperti apa yang diutarakan oleh Ruth Schumacher," [...] dan aku sudah banyak melewati malam tanpa tidur, karena hal itu... [...]."

Referensi: 1 2 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun