Sama seperti pabrik birnya. Pabrik kaca Eddy Tansil juga kena sita. Diambil alih oleh Fujian Great Wall Huaxing Glass Co., Ltd.
Setelah pabrik lama disita, Eddy Tansil masih berkeinginan membuat pabrik baru. Kota Xingyang di Provinsi Henan menjadi targetnya.
Media ramai memberitakan. Konon investasinya mencapai 90 juta RMB. Sumbernya dari bank milik pemerintah daerah. Xingyang Bank dan Xingyang Construction Bank.
Tapi, kelanjutannya masih misterius. Bahkan ada yang mengatakan rencana pembangunan pabrik kaca beralih ke Fucheng. Di kabupaten Hengshui, provinsi Hebei.
Konon di tempat ini, Eddy berkongsi dengan pemerintah daerah. Kapasitasnya bisa mencapai 160.000 ton per tahun. Kabar tersebut sekaligus mendeteksi keberadaan Eddy Tansil di China. Tepatnya pada 27 September 2008.
Kendati demikian, dilansir dari sumber (tirto.id), rencana tersebut hanya tinggal wacana. Tidak ada berita lebih lanjut lagi mengenai keberadaan pabrik kaca di kedua tempat tersebut.
Keberadaan Eddy Tansil terakhir melibatkan kiprah Rudy Kurniawan, kemenankannya. Kisah yang melibatkan penipuan wine oleh Rudy tersebut, pernah diangkat sebagai film dokumenter. Judulnya Sour Grapes. Bisa diunduh sekarang.
Baca juga: Rudy Kurniawan, Pemalsu Wine Internasional, Ponakan Eddy Tansil
Walaupun tidak ada bukti pendukung, dalam film tersebut disebutkan adanya campur tangan Eddy Tansil di tahun 2008.
Apakah Eddy Tansil masih bisa selihai tatkala ia berada di Indonesia? Atau sebenarnya ia telah hilang tertelan bumi di daratan China? Walahuallam.