Warga yang kena gusur terpaksa harus pindah. Sementara yang tidak kena gusur, tidak lagi menetap di sana. Mereka masih membuka toko, tapi tidak dijadikan rumah lagi.
Syahdan, jalan Nusantara menjadi sepi di malam hari. Suasana yang pas bagi para peminat dunia malam. Â
Semakin banyak peminat, semakin banyak penyedia. Wanita-wanita pekerja seks komersial semakin banyak yang datang ke Makassar.
Konon mereka bekerja secara bebas. Tidak ada yang terikat kontrak dengan satu germo saja.
Yang ada hanya makelar. Pemain dunia malam yang sudah lama berada di sana. Mereka pandai membedakan pria hidung belang atau yang hanya sekedar lewat saja.
Usaha penginapan jam-jam-an pun berubah fungsi. Sebagian menjadi penginapan melati, sebagian lagi menyediakan jasa pijat plus-plus.
Bar dan karaoke tak mau kalah. Tumbuh bak jamur di musim hujan. Dari yang biasa-biasa saja, hingga kelas eksklusif. Â Â
Rumah kosong yang ditinggalkan warganya pun ramai dikontrak. Turut menambahkan pilihan. Menjadikan jalan Nusantara sebagai paket lengkap dunia malam.
Namun, jangan mengira bahwa jalan ini hanya terkenal dengan esek-eseknya saja. Berbagai macam kuliner lokal terkenal juga tersedia di sini. Seperti Coto Nusantara dan Bolu (Bandeng) Bakar Daeng Masalle.
Wacana terakhir sebelum covid mewabah adalah menjadikan jalan Nusantara sebagai pusat kuliner. Rencana ini diprakarsai oleh Walikota Makassar, Danny Pomanto.
"Jalan Nusantara rencananya akan dibuat semacam tempat wisata kuliner. Jadi, semua makanan khas kota Makassar akan terpusat disana,"Â pungkas Danny.