"Saya tahu pasti bahwa Bung Karno sejak sebelum menjadi presiden sampai presiden sebenarnya berkantong tipis. Ia adalah presiden termiskin," pungkas Guntur.
Menurutnya Soekarno tidak memiliki harta benda berharga. Dari gaji resminya saja, tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ia bahkan sering meminta pinjaman uang dari para sahabatnya.
Namun, isu mengenai harta karun Bung Karno dan sejenisnya bagaikan berita yang selalu panas dingin. Diyakini sekaligus diragukan.
Setelah wafatnya Soekarno, isu tersebut semakin mencuat ke permukaan. Guntur menuturkan bahwa terlalu banyak pengusaha dan pejabat yang kena tipu dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Bahkan pihak keluarga Soekarno pun dihubungi.
"Jika dihitung, barangkali ada puluhan oknum yang mencoba menipu saya. Karena saya tahu fakta sebenarnya, saya tidak pernah percaya kepada bujukan mereka." Ujar Guntur.
Saking kesalnya Guntur kepada para penipu tersebut, suatu waktu ia mencoba bertemu dengan grup dari Malaysia. Setelah berbicara panjang lebar, sang oknum lantas menyerahkan sejumlah dokumen mengenai berton-ton emas yang katanya ada di Swiss.
Yang lebih mengagetkan lagi, sang orang Malaysia tersebut bahkan memberikan sebuah contoh emas batangan kepada Guntur. Kesal dan emosi, Guntur lantas meminta karyawannya untuk mengambil sebilah gergaji besi.
Si Malaysia tampak gemetaran, hingga akhirnya Guntur berhasil membagi emas tersebut menjadi dua bagian. Emasnya hanya lapisan luar saja, dalamnya adalah besi rongsokan.
Sambil berteriak marah, Guntur melempar dua batangan emas tersebut dan berteriak, "You are Crazy Malaysian, go to hell with your gold."
Si oknum langsung ketakutan. Sembari mohon ampun agar tidak melaporkannya ke polisi.
Guntur kemudian tidak ingin memperpanjang masalah tersebut. Orang Malaysia dibiarkan pulang dengan syarat harus menghabiskan kopi pahit yang telah disediakan bagi mereka.