KRI Nanggala-402 akhirnya ditemukan pada hari Minggu, 25.04.2021. Kondisinya terbelah menjadi 3 bagian dan berada pada kedalaman 850 meter di bawah permukaan laut.
Pakar Kapal Selam dari Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya, Wisnu Wardhana menjelaskan 3 faktor penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Ketiga faktor tersebut adalah; 1) Tidak berfungsinya Air Ballast, pengatur ketinggian penyelaman kapal, 2) Tidak berfungsinya Hydroplane atau sayap di badan kapal, dan 3) Pressure Hull yang membuat kapal tersebut hancur akibat tekanan air yang besar.
Nanggala-402 adalah Kapal Selam buatan Jerman 40 tahun lalu. Dengan teknologi jadul, batas kedalaman hanya sampai pada 300 meter. Namun, mengingat usia, maka Nanggala-402 dianjurkan sebatas kedalaman 200 meter saja. (cnnindonesia).
Pertanyaan selanjutnya, sedalam apakah sebuah kapal selam buatan modern bisa menyelam? Ternyata hingga saat ini rekor dimiliki China, yaitu Kapal Selam Fendouzhe.
Kapal ini mampu menyentuh hingga ke kedalaman sekitar 10.909 meter alias 10 kilometer dari permukaan laut. Misi dimulai pada 10 Oktober 2020 dan kembali pada 28 November 2020.
Kapal ini bukanlah jenis kapal selam tempur seperti Nanggala-402. Ia adalah kapal selam yang dibuat untuk penelitian. Dari sisi fungsi, kapal selam perang tidak memerlukan kemampuan menyelam yang terlalu dalam. Tersebab pertempuran berada pada dasar laut yang masih terjangkau.
Sementara untuk kepentingan penelitian, dalamnya lautan menjadi tolak ukur sentuhan manusia. Rekor penyelaman Fendouzhe mencapai perkiraan terdalam dasar laut, yaitu Palung Mariana di Pasifik.
Kendati telah mencapai kedalaman yang fantastis, tetap saja misteri lautan belum seluruhnya tersentuh. Lautan terlalu luas.
Mengapa Manusia Ingin Menyentuh Dasar Lautan?
Sedari kecil fantasi kita telah diulik. Mulai dari kisah putri duyung hingga gurita raksasa dalam film seri "Voyage to the Bottom of the Sea." Namun, bukan hanya anak kecil saja yang meyakini misteri dasar lautan, para saintis juga.