Mungkin ini adalah artikel ter-kepo-ku di Kompasiana. Jujur, saya bukan orang kepo. Terutama mengenai hobi menulisku di laman bersama ini.
Mau dapat label AU, terpopuler, tertinggi, pokok e nulis. Meskipun peang dan dikarantina juga membuatku sewot. Tapi, anggap saja sedang uji kesabaran.
Ini juga bukan artikel antitesis dari tulisan Romo Bobby (Ruang Berbagi)Â "Jika Bisa Bahagia Jadi Penulis Jujur, Mengapa Harus Bersandiwara?"
Diriku sepenuhnya setuju dengan pengalaman manis (atau ketir) dari Romo Bobby tersebut. Tiada maksud juga untuk mengajak Kompasianer berbuat curang.
Pada artikel tersebut, saya meninggalkan komentar yang berbunyi; "Nomor 2 menarik, saya khwatir di K masih ada yang menggunakannya (semoga saya salah), tapi kecurigaan susah dilenyapkan."
Nomor 2 dalam tulisan Romo Bobby terkait "Tergoda merekayasa views dan tayangan artikel."
Ramadan telah tiba, berbohong itu dosa. Saya tak mau berbohong.
Jujur, komentar yang kutulis telah melalui percakapan japri diriku dan Romo Bobby. Temanya mengenai "kecurigaan" kami atas sebuah akun yang unik.
Namun, ingat ya, "kecurigaan" bukan tuduhan. Bisa saja itu adalah trik baru mendapatkan views yang banyak yang belum pernah diajarkan. Jika, ada yang menguasainya, ayolah, jangan pelit ilmu.
**
Berbicara mengenai views, memang unik. Tiada yang mengira tulisan mana yang bisa memancing minat baca yang tinggi. Kebetulan Mimin Kompasiana telah berbaik hati membocorkan rahasia tentan sebuah tulisan bisa ramai dibaca.