Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sibling Rivalry Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II dan Putri Margaret

12 April 2021   05:27 Diperbarui: 12 April 2021   05:39 9152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang Ratu tentu tidaklah mudah, apalagi dari Kerajaan Inggris yang terkenal di seluruh dunia. Namun, 69 tahun memegang tahta kerajaan, Ratu Elizabeth II mampu menjaga citranya sebagai Ratu yang dihormati.

Ratu dinobatkan pada tanggal 6 Februari 1962 menggantikan ayahnya, Raja George VI.

Ia sendiri hanya memiliki seorang adik perempuan saja yang bernama Putri Margaret.

Hubungan Elizabeth dan Margaret baik-baik saja. Tidak ada isu yang pernah menceritakan mengenai konflik di antara mereka. Namun, sekali lagi menjadi keluarga kerajaan Inggris itu tidak mudah.

Justru, publik dan media lah yang seolah-olah menciptakan "sibling rivalry" di antara mereka berdua.

Hal tersebut tidak terlepas dari gaya hidup Putri Margaret yang sama sekali bertolak belakang dengan sikap Ratu yang anggun dan berwibawa.

Ia kerap memamerkan gaya hidup yang liar, berani, dan sangat kontroversial. Ia berteman dengan para selebriti dan gemar berpesta. Julukan "Party Princess" (Putri Pesta) pun disematkan padanya.

Margaret lahir pada tanggal 21 Agustus 1930. Terpaut 4 tahun dari kakaknya, Ratu Elizabeth II. Orangtuanya berkeinginan memberikan nama Ann baginya, tapi kakeknya Raja George VI lah yang memilih nama Margaret Rose untuknya.

Margaret muda menyukai berenang dan sangat berbakat dalam piano. Pecahnya Perang Dunia II membuat Elizabeth dan Margaret tidak mendapatkan fasilitas layaknya keluarga kerajaan. Mereka dibesarkan di Istana Windsor.

Masa kecil yang penuh suka duka inilah yang membuat Elizabeth dan Margaret menjadi sangat akrab. Mereka sangat kompak dan tidak saling menentang, apalagi bersaing antar saudara.

Margaret dan Townsend (express.co.uk)
Margaret dan Townsend (express.co.uk)
Putri Elizabeth II menikah dengan Pangeran Philip pada tahun 1947. Sang Ratu memilih seorang pria pujaan hati yang sopan, berwibawa dan jauh dari kata tercela. Akan tetapi, tidak demikian bagi Putri Margaret.

Saat berusia 22 tahun, Putri Margaret jatuh cinta dengan seorang pria yang terpaut 16 tahun lebih tua darinya. Pria tersebut bernama Kapten Peter Townsend, seorang pehlawan perang dan juga pengawal kerajaan.

Hubungan rahasia mereka terkuak pada saat sang Ratu dinobatkan. Pihak parlemen dan Gereja Inggris nampaknya tidak menyukai hubungan tersebut. Sebabnya Townsend kedapatan menceraikan istrinya demi menikahi Putri Margaret.

Namun, itu adalah cinta pertama dari sang putri raja. Pada April 1953, Townsend melamar Putri Margaret.

Aturan dalam kerajaan Inggris Raya, keluarga kerajaan wanita yang belum berusia 25 tahun harus mendapatkan izin dari Raja atau Ratu yang duduk di tahta.

Ratu Elizabeth II menghadapi keputusan yang sulit. Ia pun meminta Margaret untuk bersabar hingga berusia 25 tahun. 

Namun, dua tahun kemudian, Margaret membuat pernyataan mengejutkan. Ia memutuskan untuk tidak jadi menikah dengan Townsend. Margaret kelihatannya tidak rela untuk melepaskan garis suksesinya.

Putri Margaret kemudian melanjutkan kisah cintanya. Tidak kalah kontroversial.

Margaret dan Antony Armstron-Jones (tribunnews.com)
Margaret dan Antony Armstron-Jones (tribunnews.com)
Adalah Antony Armstron-Jones. Ia bukan berasal dari keluarga bangsawan. Pekerjaannya adalah seorang fotografer. Pertunangan mereka diumumkan pada Februari 1960.

Jones kemudian diangkat menjadi Earl of Snowdon. Pernikahan mereka berlangsung dengan meriah pada 6 Mei 1960. Menjadi pernikahan keluarga kerajaan yang diliput oleh televisi dan disiarkan secara internasional.

Diperkirakan ada sekitar 300 juta orang yang menyaksikan acara pernikahan mereka melalui layar kaca. Ada 2000 tamu yang diundang, termasuk Perdana Menteri Inggris kala itu. Winston Churchill, Ratu Ingrid dari Denmark, dan Raja dan Ratu Swedia.

Namun, semuanya terjadi dengan begitu cepat. Pada akhir 1960an, pernikahan mereka terancam bubar. Putri Margaret kedapatan berselingkuh dengan seorang pria bernama Roddy Lwellyn. Skandal tersebut mendapat sorotan utama media.

Walaupun demikian, mereka masih mencoba mempertahankan bahtera rumah tangganya. Mereka dikaruniai dua orang anak, David dan Sarah. 

Pada tahun 1978, keduanya akhirnya resmi berpisah. Perceraian tersebut menjadi yang pertama di anggota keluarga kerajaan Inggris sejak 400 tahun silam.

Tidak semua orang memiliki sifat buruk yang setara. Putri Margaret adalah seorang dermawan, terlepas dari gaya hidupnya yang menghebohkan.

Selama hidupnya, ia terlibat dalam 80 kegiatan amal dan organisasi sosial. Termasuk pernah menjadi Presiden National Society for the Prevention of Cruelty to Children and Royal Ballet.

Hubungan Buruk dengan Dua Menantu Keponakan

grid.id
grid.id
Walaupun hubungan Putri Margaret dengan Ratu Elizabeth baik-baik saja, tidak demikian dengan kedua istri keponakannya, Lady Diana dan Sarah Ferguson.

Craig Brwon, seorang penulis biografi kerajaan Inggris bahkan mengungkapkan, Margaret bukan saja membenci keduanya, tapi tidak bisa memaafkan Diana dan Ferguson.

Penyebabnya dimulai karena Diana melakukan wawancara rahasia dengan media Panorama 1995 mengenai skandal yang terjadi dalam pernikahan mereka.

Dalam wawancara tersebut, Putri Diana menyinggung perselingkuhan Charles dengan Camelia Parker-Bowles. Sebenarnya tidak ada korelasi langsung dengan Putri Margaret. Tapi, Margaret marah kepada Diana karena sikapnya yang mengungkap skandal kerajaan kepada media.

Sejak saat itu, ia pun memutuskan hubungannya dengan Putri Diana.

Sumber dari dalam Istana Buckingham mengatakan bahwa Putri Margaret bahkan mengirimkan sebuah surat bernada kecaman kepada Lady Diana atas wawancara rahasia tersebut.

Kemarahan Putri Margaret semakin membuncah ketika autobiografi "Diana: Her True Story -- In Her Own Words" yang ditulis oleh Andrew Morton muncul pada tahun 1992.

Semuanya disebabkan karena Margaret terlalu mencintai Ratu Elizabeth. Ia pernah menumpahkan rasa keprihatinan kepada kakaknya kepada salah seorang sahabatnya;

"Kasihen Lilibet (nama kecil Ratu Elizabeth) dan Charles yang harus berusaha menyingkirkan gadis keparat itu, tapi tak juga kunjung pergi." 

Bahkan ketika Putri Diana meninggal dalam kecelakaan tragis tahun 1997, Putri Margaret bahkan tidak memaafkannya. Dalam buku biografinya yang berjudul "Ma'am Darling: 99 Glimpses", Putri Margaret bahkan berkata;

"Kematian Putri Diana ini memang layak untuk seorang seperti Diana."

Permusuhan Putri Margaret tidak hanya sebatas kepada Diana saja. Ia juga menyimpan amarah besar kepada istri Pangeran Andrew, Sarah Ferguson.

Isunya tidak jauh-jauh dari skandal perceraian Sarah dan Andrew.

Setelah bercerai, Sarah Ferguson mengirimkan sebuah karangan bunga kepada Putri Margaret. Isinya adalah ucapan permohonan maaf karena perceraiannya dengan Pangeran Andrew 1992 silam.

Namun, karangan bunga tersebut dikembalikan oleh Putri Margaret. Tak lupa pula sebuah pesan yang tertulis;

"Berani-beraninya kamu mengirimiku karangan bunga, pernahkan berpikir soal kekacauan yang sudah kamu perbuat di keluarga Kerajaan Inggris?"

Pesan ini terbuka dalam sebuah film dokumenter tentang Sarah Ferguson yang berjudul "Fergie: Downfall of the Duchess," tahun 1997.

Sikapnya dinilai kasar oleh banyak pihak. Sarah Ferguson sebenarnya memiliki itikad baik untuk meminta maaf kepadanya.

Namun, banyak yang tidak menyadari. Rasa cinta Margaret kepada kakak satu-satunyalah yang mendasari dirinya untuk mengambil aksi keras kepada kedua istri keponakannya itu.

**

Putri Margaret adalah seorang perokok berat dan sudah menjalani operasi pengangkatan paru-paru kirinya di tahun 1985. Pada tahun 1993, Putri Margaret terserang penyakit pneumonia

Hingga akhirnya ia meninggal dunia pada 9 Februari 2002 silam akibat penyakit stroke yang dideritanya.

Referensi: 1 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun