Rindu ke Singapura? Saya juga. Ada saudara di sana. Bisa hemat banyak. Tidak perlu bayar hotel.
Mau bikin apa di Singapura? Shopping, Makang-makang, asal jangan ke Geylang.
Lantas bagaimana caranya? Kamu tidak perlu khwatir. Singapura lebih rindu kepadamu.
Kenyataannya, turis Indonesia adalah turis kedua terbesar di Singapura setelah China. Menurut Mohammed Firhan Abdul Salam, Perwakilan Singapore Tourism Board Area Indonesia, jumlah turis Indonesia selama tahun 2019 tercatat 3,1 juta orang. Namun, pandemi Covid-19 telah menghancurkan semuanya.
"Penurunannya mencapai 99,99 persen." Masih menurut Firhan. (antaranews.com).
Hingga saat ini, Singapura belum membuka perbatasan. Yang diizinkan masuk hanyalah kunjungan jangka pendek dari Australia, Brunei Darussalam, China daratan, Selandia Baru, Taiwan, dan Vietnam. Mereka juga harus mendapatkan Air Travel Pass dan Tes Usap pada saat kedatangan (kompas.com).
Indonesia masuk di kategori kedua, yaitu negara dengan penduduk yang memiliki urusan perjalanan bisnis penting, urusan diplomatik, dan kedinasan mendesak. Waktu berkunjung pun harus sesuai dengan isi permohonan, tidak bisa kemana-mana kecuali untuk kerjaan, dan hanya dibatasi 10 hari. (Reciprocal Green Lane).
Setelah 14 hari, tes usap kembali diberlakukan, sehingga hasilnya benar-benar negatif. Setelah itu baru diizinkan untuk keluar bercampur dengan warga setempat.
Intinya, repot.
Akan tetapi, baru-baru ini tersiar kabar yang dilansir dari sumber (bloomberg via sg.finance), bahwa pemerintah Singapura mempertimbangkan melonggarkan aturannya bagi negara-negara di Asia Tenggara.