Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sakura Dalam Pelukan", Kisah Cinta Liem Swie King yang Terabaikan

1 April 2021   04:33 Diperbarui: 1 April 2021   04:45 3524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakura Dalam Pelukan, Kisah Cinta Liem Swie King yang Terabaikan (sumber: kompas.com)

Senada cinta bersemi di antara kita
Menyandang anggunnya
Peranan jiwa asmara
Terlanjur untuk terhenti
Dijalan yang telah tertempuh
Semenjak dini sehidup semati

**

Aha! itu adalah lirik Sakura Dalam Pelukan yang sempat dipopulerkan oleh penyanyi Rossa di era 90an. Tapi, tidak banyak yang tahu jika lagu karya Fariz RM tersebut sebenarnya dibuat sebagai sebuah Soundtrack film dengan judul yang sama.

Tepatnya di tahun 1979

Liem Swie King (King) sedang berada di puncak karirnya. 33 kali permainan tanpa kekalahan. Tapi, dia harus menghadapi ancaman skorsing atas tindakan konyol yang dilakukannya.

WO dalam sebuah laga di Sea Games X 1979, Jakarta.

Kala itu King dipanggil oleh ketua PBSI, Sudirman dan Suharso Suhandinata, Ketua Bidang Luar Negeri PBSI. Pertemuan diadakan di rumah Suharso, Bulungan, Jakarta.

Ia ditanya dengan penuh hati-hati. Tersebab kala itu King adalah anak emas PBSI.

"Seandainya kamu dikenakan sanksi skorsing, apakah kamu akan tetap bermain?" Tanya Sudirman.

"Usiaku masih 23 tahun, dan karirku di bulutangkis masih panjang." King menjawab dengan tegas.

Jawaban itu melegakan Sudirman dan Suharso. King memang mengaku salah. Ia tidak menyangka jika pertandingan pada hari itu digelar di pagi hari. Tiga malam sebelumnya seluruh pertandingan berlangsung malam hari. King menerima sanksinya diskors selama tiga bulan dengan penuh legawa.

Menjadi Bintang Film

King dalam Sakura Dalam Pelukan (dunianostalgia80-an.blogspot.com)
King dalam Sakura Dalam Pelukan (dunianostalgia80-an.blogspot.com)
King memang seorang bintang. Kejadian tersebut menjadi santapan pers. Bahkan ada yang mengatakan bahwa malam sebelumnya King pulang pagi.

"Itu tidak benar," sergah King.

Sang bintang tidak keok. Sanksi yang dikenakan justru menaikkan pamornya. King beralih menjadi bintang film.

Judul yang ditawarkan adalah "Sakura Dalam Pelukan." Kontrak pun diteken dengan perusahaan Diwandida Film. Lawan mainnya adalah Eva Arnaz. Artis panas yang sedang naik daun.

Bayaran King sebagai pemain film tidak main-main. 15 juta untuk seorang bintang. Bandingkan dengan Roy Marten dan Yenny Rachman yang hanya dibayar 6 juta kala itu.

King sendiri tidak meminta honor segitu. Ia hanya menerima rezeki dengan terheran-heran.

"Mungkin juga supaya aku mau bermain di film ini," ujar King sambil tertawa.

Sinopsis

Sumber: tribunnews.com
Sumber: tribunnews.com
King berlakon sebagai Santo dalam film yang berdurasi 109 menit. Ia jatuh cinta kepada Michiko (Eva Arnaz), seorang gadis Jepang yang datang ke Indonesia menyusul abangnya, Akira (Awang Darmawan) yang bertugas di Jogjakarta.

Akira sendiri adalah kawan Santo. Di sanalah ia mengenal Michiko. Namun, kisah cinta mereka tidak direstui oleh ibunda Santo. Ada sesuatu yang salah.

Ternyata, naluri ibunya benar. Santo dan Michiko adalah saudara kandung. Mereka adalah anak opsir Jepang yang pernah bertugas di Indonesia. Opsir tersebut adalah atasan ayah Santo. Bayi Santo dan Akira tertukar di masa kekacauan. 

Lantas di mana tema bulutangkis dalam kisah ini? Tidak ada. Hanya disebutkan bahwa Santo (King) adalah pebulutangkis yang diisi oleh beberapa adegan kecil di lapangan.

Proses Syuting

tribunnews.com
tribunnews.com
Dua bulan lamanya King berada di Jogjakarta untuk keperluan syuting. Ternyata King menyadari jika ia tidak cocok sebagai pemain film.

Lantas, bagaimana aktingnya? Kaku banget!

"Waktu syuting pertama, aku merasa kaku. Bermain film ternyata terlalu banyak diatur... Kalau di lapangan bulutangkis aku yang mengatur dan mengendalikan..." Ujar King.

Sebenarnya King telah menerima saran dari seniornya, Rudy Hartono yang sempat juga menjadi bintang film dadakan. Rudy pernah bermain dalam sebuah film yang berjudul "Matinya Seorang Bidadari," bersama Poppy Dharsono pada tahun 1971.

Rudy memintanya untuk tidak bermain film. Hal yang sama juga dikhwatirkan oleh ayah dan pelatihnya. Takut merusak konsentrasi latihannya dan juga karirnya.

Bukan Bintang Film

Kekhwatiran para senior terbukti benar. Rekor tak terkalahkannya pecah usai ia menjadi bintang film.

Tapi, King memiliki alasannya sendiri, mengapa ia memilih untuk menerima tawaran Diwandida Film.

"[...] aku mengalami titik jenuh dan kebosanan dalam dunia bulutangkis. Bertahun-tahun berlatih di Pelatnas tanpa putus-putusnya, aku merasa jenuh. Ini yang sering tidak disadari pengurus PBSI." Ujar King.

Wasana Kata

channel youtube Mr Tampelan
channel youtube Mr Tampelan
King mungkin gagal sebagai pemeran film. Tapi, ia adalah seorang pebulutangkis sejati. Namanya boleh dilupakan, tapi "King Smash" (Meloncat sambil smash) adalah gaya yang dipopulerkannya.

Belum ada pemain yang pernah melakukan sebelum itu, tapi semakin banyak yang menduplikasinya setelahnya.

**

Terlambat untuk berpisah
Terlambatlah sudah
Beribu sanubari tak semudah ucapkan
Yakin akan cintamu yakinkan segalanya...

**

Catatan: Seluruh dialog pada artikel ini dikutip dari wawancara Robert Adhi Ksp dalam buku berjudul "Panggil Aku King." Terbitan Kompas. Tahun 2009.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun