Menurut Lieberman, kasus ini baru diketahui oleh militer Amerika pasca perang sipil. Hingga sekarang telah menjadi masalah serius yang perlu ditangani.
Kuda yang digunakan untuk terapi bukan kuda sembarangan. Mereka harus berasal dari kuda ras. Kuda itu juga harus mantan professional yang pensiun. Pernah bertugas di kemiliteran atau kuda balap.
Selama sesi terapi, para veteran akan diajak bekerja untuk mengurus rutinitas harian, seperti memberi makan, membersihkannya, atau hanya sekedar mengelus-ngelus saja.
Kadang ada juga waktu di mana mereka berbagi momen tenang bersama. Salah satu peserta terapi yang merupakan pensiunan senior Angkatan Udara mengatakan bahwa;
"Bekerja dengan kuda-kuda tidak seperti apa pun yang pernah dialami, tapi juga anehnya dia mengenali."
Sepertinya memang kuda dan manusia memiliki talian persahabatan yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar.
Christie Dollots, orang tua dari seorang anak penderita gangguan mental dan intelektual menjelaskan bahwa kuda adalah salah satu dari binatang yang mampu memahami dan berinteraksi dengan manusia.
"Kuda dapat mengidentifikasi ekspresi wajah orang yang berinteraksi dengannya," ujar Dollots.
Tammera Pollman, manager yang memiliki fasilitas terapi EAT menyebutkan bahwa kaum difabel mental dan intelektual memerlukan interaksi untuk meningkatkan rasa percaya diri.