**
Efek domino berikutnya adalah hadirnya akun-akun online shop di media sosial ini. Menjual produk tidak lagi memerlukan kehadiran toko, kios, atau warung. Semuanya bisa dilakukan dari mana saja. Intinya, Instagram telah memberikan wajah baru bagi perputaran roda ekonomi. Sesuatu yang umum dihadirkan dengan cara yang tidak umum.
Endorse menjadi istilah yang sangat memberikan keuntungan bagi pihak pemilik produk dan pemilik akun. Di zaman dulu, perusahaan apapun yang ingin berpromosi, cukup mengirimkan produknya kepada para Selebgram. Tidak perlu dibayar, karena para pemilik akun Instagram yang dititipkan produk sudah cukup bangga menjadi pilihan.
Lambat laun nilai komersial pun bertambah. Pemilik produk harus merogoh koceknya dan membayar para endorser dengan sejumlah uang. Namun demikian, tetap saja lebih murah dari standar harga promosi produk di media konvensional.
**
Siapapun bisa menjadi Selebgram. Mereka bisa berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Bisa juga berasal dari orang-orang biasa saja yang hidup jauh dari hingar-bingar popularitas.
Sepanjang memiliki kreativitas untuk mengunduh gambar diri atau aktivitas yang unik akan membuka peluang untuk terkenal. Inilah yang menjadikan profesi Selebgram sebagai suatu hal yang sangat masuk akal. Menjadi selebriti terkenal tanpa harus melalui proses seleksi audisi yang ribet.
Konten kreatif menjadi kunci popularitas. Seorang pengguna akun Instagram harus menemukan keunikan untuk bisa menjadi terkenal, yang pasti apa yang diunduh harus memenuhi persyaratan "Instagramable."
Instagramable adalah gabungan dari dua kata, yaitu "Instagram" dan "Able" (bisa, mampu). Instagramable menjadi sebuah istilah yang mewakili sesuatu yang layak untuk dibagikan ke profil Instagram dalam bentuk gambar atau video.Â
Instagramable erat kaitannya dengan konten yang enak dilihat. Bisa berupa keadaan, tempat, benda, atau pose diri. Instagramable bisa juga berupa sesuatu yang unik, seperti momen yang lucu atau tempat yang belum banyak dikenal.