Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Takdir, Menyimak Nasib, Sebuah Renungan Menyambut Tahun Baru

31 Desember 2020   06:58 Diperbarui: 31 Desember 2020   07:04 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menguak takdir, menyimak nasib (sumber: bestfitonline.com)

Sementara, sesuatu yang belum lewat dan masih ada peluang untuk berubah, maka itu adalah nasib.

Cobalah simak pertanyaan berikut ini;

Pertanyaan 1: "Seandainya aku menikah dengan si A dan bukan si B? Apakah nasibku akan berubah?"

Jawaban: "Iya betul, nasibmu akan berubah, tetapi bukan takdirmu."

Sesuatu yang sudah lewat, seperti yang kamu nikahi, pekerjaan yang kamu pilih, sahabat yang kamu gauli, dan seluruh hasil yang sudah kamu jalani, itulah takdir. Tidak perlu diratapi!

Pertanyaan ke-2: "Seandainya, aku tidak mau terlahirkan sebagai lelaki, dan kemudian diriku berubah menjadi wanita melalui transgender, apakah itu mengubah takdirku?"

Jawaban: "Tidak, kamu mengubah nasibmu."

Meskipun ia tidak bisa menerima takdirnya dan mengubah jenis kelaminnya melalui upaya transgender, tetap ada satu hal yang takbisa dipungkiri. Ia telah terlahirkan sebagai lelaki. Kalaupun saat ini dirinya adalah seorang 'wanita,' maka tentu yang berubah adalah nasibnya (terlepas dari baik atau buruk).

Pertanyaan ke-3: "Seandainya aku tidak melakukan apa-apa, lantas kejadian besar datang menimpa diriku, apakah itu takdir atau nasib? Misalkan kejadian rumah yang terbakar."

Jawaban:  "Adalah takdir sehingga rumah terbakar, tetapi nasib bisa berkata lain jika ada usaha-usaha yang dilakukan sebelumnya untuk mencegah kebakaran."

Semoga ketiga pertanyaan dan jawaban ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai perbedaan takdir dan nasib. Walaupun demikian, tetap ada hal penting yang harus disadari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun